Jokowi Dibisiki Pakar: Pak Hati-Hati, Data Digital Tentukan Hasil Pilpres 2029
Jokowi meminta data-data digital Indonesia diproteksi dengan baik.
Jokowi khawatir pemegang data digital bisa masuk dalam ranah politik hingga bisa menentukan presiden pada pilpres 2029.
Jokowi Dibisiki Pakar: Pak Hati-Hati, Data Digital Tentukan Hasil Pilpres 2029
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta data-data digital Indonesia diproteksi dengan baik. Jika tidak, Jokowi khawatir pemegang data digital bisa masuk dalam ranah politik hingga bisa menentukan presiden pada pilpres 2029.
"Jaga betul namanya aset digital kita. Jaga betul data, informasi, akses pasar semuanya, nanti bisa menyangkut politik. Ada yang menyampaikan pakar digital kita membisiki 'pak ini hati-hati kalau kita tidak proteksi data-data digital kita bisa-bisa nanti 2029 yang menentukan itu mereka'," kata Jokowi saat memberikan pengarahan kepada peserta Program Pendidikan Lemnahas RI, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/10).
- Dukung Digitalisasi, Pusat Data Nasional Ditargetkan Rampung di Oktober 2024
- Jokowi Bangga Indonesia Bakal Punya Peta Jalan Digital, Tapi Terkendala Proyek BTS 4G Kominfo
- Moeldoko soal Koalisi Sipil Desak DPR Usut 'Data Intelijen' Jokowi: Jangan Berlebihan
- Koalisi Masyarakat Sipil Desak DPR Panggil Jokowi dan BIN Terkait Dugaan Penyalahgunaan Data Intelijen Partai Politik
Jokowi mengatakan, akan sangat berbahaya jika perilaku konsumen dan masyarakat bisa dicek dengan sangat akurat oleh dunia digital. Maka, penting menjaga data informasi agar tidak disalahgunakan.
"Sekali lagi data informasi akses pasar itu adalah emas berliannya dunia digital, karena sekarang ini eranya AI, eranya big data analytic, eranya machine learning, dan bahkan tadi kalau udah masuk politik bisa mengarahkannya hanya bermodalkan data dan informasi,"
beber Jokowi.
merdeka.com
Menurutnya, kondisi itu juga dikhawatirkan banyak negara besar. Jokowi menyebut, saat menghadiri KTT G20 di India, ada enam negara besar yang risau terhadap perkembangan teknologi, khususnya Artificial Intelligence (AI).
Sebab, negara-negara tersebut terlambat dalam menyiapkan regulasinya dan sulit untuk mengejar perkembangan teknologi yang sangat cepat.
"Kita kalau enggak lincah, kalau enggak gesit menyiapkannya juga sama, itu yang sering saya takutkan itu, tapi kalau saya memang lebih suka kita harus tahu tantangan-tantangan ke depan ini apa dan kita paham sulitnya ke depan ini apa,"
pungkas Jokowi.
merdeka.com