Jokowi ngantor di Bogor, Menteri Yuddy blusukan ke kantor polisi

"Kami selaku pemerintah Kota Bogor siap menerima Presiden Jokowi jika benar akan pindah ke sini," kata Bima Arya.

Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Yuddy Chrisnandi mengelilingi Kota Bogor. Dia didampingi Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto memantau kesiapan aparatur sipil karena seringnya Presiden Jokowi melakukan pertemuan di Istana Bogor.

"Saya memiliki keyakinan bahwa hal-hal yang menjadi perhatian kami dengan semakin meningkatnya intensitas presiden di Kota Bogor bisa disiapkan sebaik-baiknya," kata Yuddy, Senin (16/2).

Kedatangannya ke Bogor ingin memastikan aparatur sipil negara di kota Bogor berjalan dengan baik. Sehingga kegiatan kenegaraan yang mulai meningkat di Bogor bisa terdukung oleh pelayanan publik dari aparatur negara di daerah setempat.

Selain lalu lintas, dia juga meminta pada wali kota Bogor untuk memperhatikan sebaik-baiknya perhotelan yang ada. "Kang Bima sekalian ini juga menjawab kekhawatiran dari pihak perhotelan, bahwa sebelumnya tidak ada aktivitas di hotel, kini akan banyak yang menginap," tuturnya.

"Menteri dan tamu lain akan sering nginep daripada pulang pergi Jakarta, kiranya itu juga bisa dijadikan perhatian. Kami ingin memastikan bahwa aparatur sipil negara khususnya di Kota Bogor sehingga kegiatan kenegaraan yang meningkat bisa terdukung oleh pelayanan publik dari aparatur negara di Bogor," tambahnya.

Bima Arya juga mengungkapkan jadi atau tidaknya Jokowi berkantor di Bogor, dirinya tetap akan tetap mengatasi masalah transportasi. "Dishub akan mengatur lalu lintas di seputar istana dan kebon raya. Angkot di pusat kota nantinya akan digeser ke pinggir," kata Bima

Kepala dinas DLLAJ, Achsin Prasetyo pun menutup pertemuan tersebut dengan sebuah harapan. "Mudah-mudahan kami dari DLLAJ Kota Bogor bisa menjalankan amanat bapak dengan baik," katanya.

Lalu tempat kedua yang dikunjungi Yuddy adalah PDAM. Dia menyarankan pada Dirut PDAM, Untung Kurniadi untuk memperhatikan perbaikan pipa air.

"Jangan sampai seperti di airport dua hari lalu, air enggak jalan. Jadi, selain pipa diperbaiki harus juga ada yang jaga 24 jam untuk jaga-jaga. Dan, maksud saya nantinya ada 2 tangki yang sudah diisi penuh untuk standby," kata Yuddy.

Selanjutnya dia melihat kesiapan Damkar. Kepala Pelaksana BPBD, Ginanjar, menjelaskan kesiapan mereka untuk menerima Presiden di Bogor. Mereka sudah mulai mengatur penjagaan untuk siaga. "Saya minta nanti akan ada 1 unit digeser ke dekat istana, untuk standby," pinta Yuddy.

Yuddy juga mendatangi RS PMI Kota Bogor didampingi Wakil Direktur Pelayanan Publik, Yuliantini. Yuddy mengelilingi rumah sakit tersebut dan sempat mendengarkan keluhan keluarga pasien perihal antrean BPJS yang sangat panjang dan memakan waktu.

Seusai rapat dengan Bappenas, Yuddy berpindah ke kantor polisi setempat. Dia bertemu dengan Kepala Bagian Operasional Polres Bogor kota, Kompol Syahroni. Yuddy meminta ketertiban dari polisi lebih ditingkatkan lagi, terlebih di sekitar Istana.

Yuddy melanjutkan perjalanannya dengan berjalan kaki ke arah PLN dan Stasiun Bogor. Di PLN, dia meminta pihak PLN bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Lalu berlanjut ke kecamatan dan kelurahan. Di kecamatan Bogor Tengah, dia bertemu dengan Ibu Camat, Rakhmawati.

"Jadi, kami datang meberikan semangat pada ibu dan semua pihak untuk menyambut presiden di Bogor," papar Yuddy di akhir kunjungannya.

Di Kelurahan Pabaton, Yuddy menemui Yayan Rusyan selaku lurah. Sehabis membicarakan raskin dengan harga Rp 24 ribu per karung. "Jaga kebersihannya, ya, Pak, itu yang paling utama. Jangan sampai banyak sampah, apalagi di sekitar istana," pesan Yuddy.

"Setelah blusukan bersama Pak Menteri, kami selaku pemerintah Kota Bogor siap menerima Presiden Jokowi jika benar akan pindah ke sini. Kami akan berusaha memberikan yang terbaik," kata Bima.