Jokowi Panggil Mentan Bahas Puncak Kemarau dan El Nino
Amran mengatakan, saat ini Indonesia masih memasuki musim el nino dan harapannya bisa berakhir pada Juli atau Agustus.
Amran menyebut, puncak kemarau adalah bulan Agustus sampai Oktober.
- Jokowi Harap Pompanisasi Jaga Produksi Padi saat Kekeringan Panjang
- Pemaparan di Sidang MK, Airlangga Ungkap Nilai Bansos Dampak El Nino di RI Lebih Rendah Dibanding India
- Istana Beberkan Alasan Jokowi Bagi Bansos Tanpa Didampingi Mensos Risma
- Jokowi Yakin Daya Beli Masyarakat Naik Setelah Penyaluran BLT El Nino Rampung
Jokowi Panggil Mentan Bahas Puncak Kemarau dan El Nino
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil Menteri Pertanian Amran Sulaiman ke Istana Kepresidenan Jakarta untuk membahas kondisi pangan dan iklim yang tidak menentu.
Amran mengatakan, saat ini Indonesia masih memasuki musim el nino dan harapannya bisa berakhir pada Juli atau Agustus.
"Kami dipanggil pak presiden menghadap untuk melihat kondisi pangan, kondisi sekarang ini adalah iklim yang tidak menentu, sekarang masih posisi iklim el nino berlangsung. Mudah-mudahan Juli Agustus el nino selesai," kata Amran di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, (11/6).
Amran mengatakan, Jokowi juga menanyakan tentang antisipasi dampak musim kemarau. Dia menyebut, puncak kemarau adalah bulan Agustus sampai Oktober.
"Beliau tanyakan bagaimana kemarau? Puncaknya nanti kemarau adalah Agustus, September Oktober, kemudian November biasanya sudah ada hujan. Tiga bulan ini lah sangat kritis karena juga ada el nino. Kemudian diminta apa solusinya?" ucapnya.
Amran mengatakan, sejak Maret pihaknya sudah mencanangkan pompanisasi sebagai solusi menangani dampak el nino dan kekeringan.
Dia sudah mengalihkan anggaran Kementan yang tidak penting untuk membeli pompa maupun alat mesin pertanian.
"Refocusing anggaran untuk beli pompa, yang dulunya diperuntukkan untuk bangunan, diperuntukkan untuk sebagian perjalanan dinas, acara seminar, kemudian biaya tak penting dulu kami cabut kami refocusing kemudian kami belikan benih, pompa, alat mesin pertanian untuk petani," tuturnya.
Amran menjelaskan, saat ini realisasi pompa untuk antisipasi musim kering ekstrem sudah sekitar 70 persen. Jika sudah semua, maka ada 25 ribu pompa yang telah dipasang.
"Masih ada 30 persen mudah-mudahan ini kalau ini terpasang semua ada 25 ribu pompa, kalau ini terpasang semua mudah-mudahan bisa memitigasi risiko kekeringan, mudah-mudahan, jadi beliau perintahkan segera perintahkan segera selesaikan yang 30 persen sebelum Agustus. Semoga bisa selesai," pungkasnya.