Jual Barang Curian di Medsos, Maling Alat Pendeteksi Gempa Ditangkap
Dia menerangkan, pelaku mencuri alat pendeteksi gempa yang berada di Desa Pombewe, Sigi, pada Juni 2019 silam. Mereka pun menjual terpisah barang-barang tersebut dengan harga yang berbeda.
Polisi menangkap seorang pelajar yang diduga bagian dari komplotan pencuri alat pendeteksi gempa milik BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Palu. Dua orang pelaku sedang diburu.
Kapolres Sigi AKBP Wawan Sumantri mengatakan, pihaknya lebih dulu menelusuri salah satu akun media sosial yang menjual alat pendeteksi gempa ke @infokotapalu.
-
Kapan kata penutup pidato penting? Seperti diketahui, bahwa ragam acara seperti seminar, perpisahan, pernikahan hingga acara formal lain membutuhkan sebuah penutup pidato yang penuh kesan yang membuat seluruh rangkaian acara berkesan.
-
Siapa yang menemukan pendatang yang menjadi pemulung di Jakarta? "Ada juga yang beberapa waktu lalu ketemu ya kita pemulung segala macam. Kita kembalikan,"
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Apa yang dilakukan Dudung Abdurachman di Pekan Raya Jakarta? Eks Kepala Staff Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman kedapatan menghabiskan waktu luang bersama keluarga. Dia memilih untuk berkunjung ke Pekan Raya Jakarta (PRJ).
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kenapa Pemilu di Indonesia penting? Partisipasi warga negara dalam Pemilu sangat penting, karena hal ini menunjukkan dukungan dan kepercayaan terhadap sistem demokrasi yang berlaku.
"Para pelaku meminjam handphone temennya untuk mengupload ke info kota Palu menggunakan akun berinisial AC. Upload ke medsos menawarkan alat-alat itu. Cuman temennya tidak tau kalau ini adalah mau mengupload barang curian," katanya saat dihubungi Liputan6.com, Senin (29/7).
Dia menjelaskan, pihaknya menyamar menjadi konsumen. Seolah-olah akan membeli alat pendeteksi gempa. Walhasil, salah satu tersangka berinisial AP (14) berhasil ditangkap pada 23 Juli 2019.
"Kita tangkap pelakunya. Pelaku utama nya ada tiga. AP kita tangkap. Duanya yakni A dan S masih kita cari. Tapi kita sudah mendeteksi keberadaan S. Dia berada di Bogor," ujarnya.
Wawan mengungkapkan, AP merupakan pelajar kelas 3 di sebuah MTs, begitu pun S. Sedangkan A tidak sekolah.
"Kami akan proses seusai hukum yang berlaku. Yaitu pradilan anak," terangnya.
Dia menerangkan, pelaku mencuri alat pendeteksi gempa yang berada di Desa Pombewe, Sigi, pada Juni 2019 silam. Mereka pun menjual terpisah barang-barang tersebut dengan harga yang berbeda.
Saat itu, 1 solar panel merk BP Solar BP 38OJ dengan harga Rp 480 ribu. Hasil penjualannya digunakan untuk Foya-foya seperti main internet dan beli sabu.
"Barang yang dicurinya 1 unit sensor broadband Nanometics, 3 baterai merk Haze, 1 solar panel merk BP Solar BP 38OJ serta satu unit solar regulator. Totalnya Rp 700 juta," jelasnya.
Selain memburu pelaku lain, polisi juga berhasil menangkap seorang penadah barang-barang tersebut. Penadah tersebut bernama Sofan alias Opan.
"Satu penadah sudah diperiksa. Statusnya masih saksi. Kemudian ada satu penadah yang masih kita kembangkan," tutup Wawan.
Para tersangka akan dijerat Pasal 363 ayat 1 ke-4 dan 5e KUHP. Sementara para penadah dijerat Pasal 480 Ayat (1).
Reporter: Ady Anugrahadi
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Kepergok Beraksi dan Umbar Tembakan, Maling Tewas Dikeroyok
Dikejar Massa, Maling Ini Nekat Nyebur ke Rawa
Aksi Bagus Curi Helm di 21 Parkiran di Malang 7 Kali Terekam CCTV
Pasutri Sekongkol Curi HP di Toko, Hasilnya Buat Suami Main Judi
Bobol Kampus Akper, Pelaku Ditangkap saat Besuk Teman di Rumah Sakit
Dua Perampok Minimarket Bersenjata Tajam di Surabaya Ditembak Polisi