Jubir Pemerintah: 105 Ribu APD akan Segera Didistribusikan ke Tenaga Medis
Jubir Pemerintah Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto menegaskan, pemerintah telah memiliki ratusan ribu Alat Pelindung Diri (APD) untuk dokter dan tenaga medis. APD tersebut akan segera didistribusikan ke rumah sakit penanganan corona.
Jubir Pemerintah Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto menegaskan, pemerintah telah memiliki ratusan ribu Alat Pelindung Diri (APD) untuk dokter dan tenaga medis. APD tersebut akan segera didistribusikan ke rumah sakit penanganan corona.
"Sudah dijelaskan tadi bahwa pemerintah melengkapi segala kebutuhan terkait dengan pelayanan perawatan Covid-19. salah satu yang sekarang sedang menjadi isu adalah bahwa kekurangan APD. Saat ini sudah disiapkan 105.000 APD, dan akan segera didistribusikan," jelas Yuri di kantor BNPB, Jakarta, Senin (23/3).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Selain itu, Yurianto juga menegaskan, pemerintah telah menyiapkan alat rapid test untuk mengetahui positif atau tidaknya seseorang dari virus corona. Hal tersebut sangat membantu screening orang-orang yang diduga terpapar vius Corona.
"Alat rapid test untuk pemeriksaan cepat yang bagian dati screening untuk kita menemukan kasus positif di masyarakat," jelas Yuri.
Darurat APD
Diketahui, sejumlah kasus ditemukan para tenaga medis tidak menggunakan APD yang memadai bahkan di bawah standar WHO.
Tenaga medis rumah sakit rujukan pasien Covid-19 di Sumatera Selatan ini terpaksa memakai baju operasi bekas yang dicuci ulang sebagai ganti baju pelindung. Lantaran stok ADP sangat minim. Direktur RSUD Kayu Agung Mirda T Zulaikha mengakui stok masker, hand sanitizer dan baju pelindung diri tenaga medis sangat tipis.
"Di tengah penularan Covid-19 yang berkembang masif, kebutuhan sarana medis sangat krusial bagi kami. Apalagi RSUD Kayu Agung menjadi rumah sakit rujukan," katanya, Kamis (19/3).
Stok yang ada hanya cukup untuk sekitar 3 hari ke depan saja. Termasuk APD baju pelindung yang hanya tersedia 20 set.
Pakai Jas Hujan
Kejadian serupa terjadi di RS Kesdam Cijantung, JakartaTimur. Petugas medis terpaksa menggunakan jas hujan saat menangani pasien Covid-19 karena keterbatasan ADP. Foto petugas medis itu kemudian viral di media sosial.
Salah seorang dokter yang bertugas RS Kesdam Cijantung, Shinta Kharisma mengatakan, kekurangan ADP sudah teratasi. Ia memastikan tidak ada lagi petugas medis mengenakan jas hujan sebagai pelindung diri. Semua sudah sesuai SOP penanganan pasien.
"Karena langsung ditindaklanjuti oleh satuan kami. Karena kami di bawah Kesdam Jaya. Sudah teratasi," kata dia.
RSUD dr Slamet Garut juga mengalami hal yang sama. Pada Minggu (8/3), tim pengantar pasien terinfeksi Covid-19 terpaksa menggunakan jas hujan karena stok ADP habis. Pasien tersebut hendak dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Direktur RSUD dr Slamet Garut yang juga merupakan Penanggung jawab Tim Penanganan Infeksi Emerging Covid-19 Kabupaten Garut, dr Husodo Dewo Adi mengatakan, bahwa APD di tempatnya memang telah habis. Hal tersebut pun kemudian menjadi salah satu alasan pasien PDP corona dirujuk ke RSHS Bandung.
"Kita hanya memiliki stok 20 PDP, dan sekarang sudah sudah habis setelah menangani dua pasien yang pemantauan dan pengawasan corona. Memang stok dari suplyer APD ini kosong karena tingginya angka permintaan," ujarnya.
(mdk/rnd)