Jubir Vaksinasi Minta Masyarakat Tidak Takut Lakukan Pengujian Covid-19
Nadia juga mengatakan angka tingkat positif secara nasional mengalami penurunan dari yang semula mendekati 40 persen, saat ini berada di kisaran 25 persen, meski masih perlu upaya untuk mencapai kurang dari 5 persen. Selain itu, terjadi juga peningkatan jumlah pengujian.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi meminta masyarakat untuk tidak takut melakukan pengujian atau testing yang telah berkontribusi pada usaha pengendalian laju penularan Covid-19.
Nadia mengatakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) memperlihatkan tren positif, dengan mulai menurunnya kasus di Jawa dan Bali dan keterisian fasilitas perawatan serta isolasi.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Nadia juga mengatakan angka tingkat positif secara nasional mengalami penurunan dari yang semula mendekati 40 persen, saat ini berada di kisaran 25 persen, meski masih perlu upaya untuk mencapai kurang dari 5 persen. Selain itu, terjadi juga peningkatan jumlah pengujian.
"Walaupun kita melihat tren-tren yang baik dari hasil pelaksanaan, mulai dari PPKM Darurat kemudian PPKM Leveling ini, kita masih harus terus konsisten, terutama dalam hal testing," ujarnya, dilansir Antara, Kamis (5/8).
Hal itu, katanya, karena masih tingginya angka kematian, di mana sebagian besar kasus meninggal adalah pasien yang datang ke rumah sakit dalam kondisi sudah kritis. Varian Delta dari SARS-CoV-2 juga berpengaruh pada kondisi tersebut, dengan sifatnya yang cepat menular dan berisiko meningkatkan tingkat keparahan.
Untuk itu, dia mendorong masyarakat melakukan deteksi dini melalui pengujian. Hal itu karena mematuhi protokol kesehatan dan pengujian merupakan salah satu langkah untuk mengendalikan laju penularan Covid-19.
"Jangan takut di-testing karena dengan kita konsisten melakukan testing kita terus bisa mengendalikan laju penularan ini dan PPKM ini perlahan-lahan tentunya akan ada relaksasi," kata Nadia.
Baca juga:
Dinsos DIY Bakal Jamin Pendidikan Anak Yatim Piatu Akibat Covid-19
Menko Luhut Datangi Pasar Klewer Solo Cek Prokes Para Pedagang
Menperin Agus Klaim Penurunan PMI Juli Hanya Sementara
Protes PPKM, Pria di Bandung Coba Bunuh Diri Bukti Pandemi Pengaruhi Kesehatan Mental
Pemkot Medan Ancam Tutup RS Tagih Biaya Perawatan Pasien Covid-19
Daerah dengan Angka Kematian Pasien Covid-19 per 5 Agustus 2021