Kabaintelkam Ungkap Ada Remaja Beri Informasi Rahasia Kepolisian ke KKB Papua
Dia membenarkan bahwa anak-anak di Papua memang banyak yang diajar oleh aparat kepolisian. Bahkan, kata dia, ada anak-anak yang disekolahkan di kantor polisi.
Kabaintelkam Polri Komjen Paulus Waterpauw mengungkapkan bahwa pihaknya menghentikan program pembimbingan terhadap Tenaga Bantuan Operasi (TBO). Karena kata Paulus, ada remaja yang memberikan informasi terkait rahasia kepolisian RI kepada kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua. Hal tersebut berhasil diungkap atas kecurigaannya.
Dia membenarkan bahwa anak-anak di Papua memang banyak yang diajar oleh aparat kepolisian. Bahkan, kata dia, ada anak-anak yang disekolahkan di kantor polisi.
-
Apa jabatan sahabat Irjen Pol Krishna Murti di PBB? Saat ini beliau sudah jadi Kepala Polisi PBB dan saya jadi Kadiv Hubungan Internasional Polri," ungkapnya.
-
Kapan Polri mengatur pangkat polisi? Hal itu sesuai dengan peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2016 tentang Administrasi Kepangkatan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
-
Bagaimana perjalanan karier Kompol Syarif di Polri? Dalam podcast dengan SDM POLRI TODAY, Syarif awalnya mambagikan perjalanan dirinya bisa akhirnya menjadi seorang anggota Polri. Sebagaimana diketahui, Syarif sempat gagal tes di Akademi Militer dan Akademi Angkatan Laut. Namun, Ia kini berhasil menjadi anggota Polri.
-
Bagaimana Irjen Pol Krishna Murti dan sahabatnya membangun kapasitas SDM polisi? Kami sama-sama berkomitmen membangun kapasitas Polisi untuk menjaga perdamaian dunia," tutupnya.
-
Di mana Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berada ketika HUT PP Polri? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Siapa saja penerus para Jenderal Polisi? Ipda Muhammad Yudisthira Rycko anak Komjen Rycko Amelza Dahniel. Yudisthira lulusan Akpol 51 Adnyana Yuddhaga. Ipda Jevo Batara anak Irjen Napoleon Bonaparte. Jevo polisi muda berparas tampan. Iptu Ryan Rasyid anak Irjen Hendro Pandowo. Ryan baru lulus dari Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Ipda Adira Rizky Nugroho anak Irjen (Purn) Yazid Fanani. Adira peraih Adhi Makayasa Dia lulusan Akpol Angkatan ke-53 tahun 2022. Iptu Danny Trisespianto Arief Anak mantan Kapolri Sutarman.
"Karena banyak guru yang ketakutan, jadi banyak anak yang diajar oleh aparat kepolisian dan memang ada beberapa komplain dari beberapa pihak, anak muda usia segini kenapa dianggap sebagai bagian dari kelompok itu," kata Paulus dalam dialog Kebangsaan Lintas Generasi Papua yang diselenggarakan oleh UKI Jakarta, Rabu (2/6)
Rata-rata yang diajar oleh aparat kepolisian sebenarnya masih duduk di bangku Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) saja. Sehingga menurutnya cukup mencengangkan karena anak yang baru remaja berani membeberkan strategi kepolisian dalam melumpuhkan kelompok penyerang. Strategi yang dibeberkan bahkan cukup mendetail.
"Ada juga anak-anak yang kita jadikan TBO ya istilahnya. Kita bimbing, kita sekolahkan di Polsek-polsek itu. Hampir rata-rata anak-anak itu tingkat SD sampai SMP," ungkapnya.
"Begitu sudah remaja, mereka ini yang sering jadi cucuk penunjuk arah untuk masuknya kelompok kekerasan itu menyerang anggota kita. Mereka yang nanti memberikan bocoran," lanjutnya.
Karena banyak anak-anak yang menjadi informan, Paulus pun memutuskan untuk menghentikan kegiatan pembimbingan TBO itu. Pihaknya juga memutuskan untuk menghentikan kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan oleh anggotanya. Menurutnya, keputusan tersebut sudah tepat. Dia khawatir jika kegiatan tersebut dilanjutkan, maka akan timbul permasalahan yang lebih besar hingga merugikan negara.
"Kami instruksikan agar tidak ada lagi kegiatan yang mengangkat anak-anak. Kita akan lihat akibat dari persoalan seperti ini," tuturnya.
"Karena mereka membocorkan mengenai senjata, lokasi. Misalnya, di Polsek ini Kapolseknya ini, anggotanya yang jaga hari ini si A, B, C. Mereka biasanya jaga di sini, senjatanya ada di sini," kata Paulus menirukan ucapan para informan itu.
Terus Lakukan Upaya Tegas
Dia tidak ingin, hal tersebut bisa menambah korban jiwa dari pihak kepolisian. Karena kata Paulus, anggotanya bukan hanya gugur di tangan KKB, namun gugur di tangan Orang Tak Dikenal (OTK) di Papua.
Saat ini, kata Paulus, pihaknya masih melakukan upaya tegas dan terukur terhadap kelompok KKB, meskipun para KKB dan OTK itu melakukan penyerangan yang masif.
Sebisa mungkin Polri melakukan soft approach dengan mengedepankan humanisme. Paulus mengatakan, TNI-Polri berupaya untuk menghadirkan para guru, tenaga kesehatan, para tokoh. Baik itu tokoh agama, tokoh adat, tokoh perempuan dan anak muda.
"Mereka melakukan tindakan masif kemana-mana, melibatkan pihak yang tidak berdosa. ini alasan mereka kita kategorikan sebagai kelompok teror. Nah kami sangat hati-hati menangani mereka. tidak mau serampangan, hanya melakukan tindakan tegas, tapi tidak terukur yang akhirnya bisa salah sasaran," ungkapnya.
(mdk/eko)