Kapolri: Jika mau ibadah di Istiqlal silakan tapi jangan akal-akalan
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menegaskan, aksi longmarch di hari kerja di jalan protokol mengganggu kepentingan umum. Kapolri juga menilai aksi tersebut kental dengan aroma politik.
Gabungan ormas Islam bakal menggelar aksi 112, Sabtu (11/2). Awalnya massa berencana menggelar aksi longmarch dari Bundaran Hotel Indonesia ke Monas.
Namun, hal itu dengan tegas dilarang Polri. Belakangan rencana berubah, massa batal melakukan longmarch dan hanya akan melakukan zikir dan tausiah di Masjid Istiqlal.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menegaskan, aksi longmarch di hari kerja di jalan protokol mengganggu kepentingan umum. Kapolri juga menilai aksi tersebut kental dengan aroma politik.
"Untuk itu perubahan ini (zikir di Istiqlal) sepanjang enggak lawan hukum bisa dilakukan namun masih cukup kental aroma politik dari masalah ini," katanya dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jumat (10/2).
Tito meminta agar kegiatan keagamaan tak dikaitkan dengan politik. Menurutnya, imam besar Masjid Istiqlal juga sudah memberi peringatan kepada panitia aksi agar tak menggunakan Istiqlal untuk kegiatan agama berkedok politik.
"Termasuk imam besar Masjid Istiqlal sudah memberi warning untuk tak menggunakan Istiqlal sebagai politik termasuk membungkus dalam agama," katanya.
Dia menegaskan, jika massa nantinya tetap melakukan longmarch, Polri didukung TNI akan melakukan tindakan tegas buat membubarkan sesuai undang-undang yang ada.
"Untuk itu saya minta tegas enggak ada kegiatan longmarch jalan kaki. Saya imbau ke panitia enggak usah undang warga lain dari luar DKI. Kita sudah dengar unsur dari luar yang datang dan kita sudah tahu ini darimana bukan masyarakat biasa tapi memang dimobilisasi utk itu. Kalau mau ibadah silakan ibadah tapi jangan akal-akalan tumpah ke jalan untuk provokatif," katanya.
"Jangan pula untuk tausiah dan orasi itu mirip-mirip orasi politik," katanya.