Kapolri, Menhub & Menkominfo bahas gejolak penolakan angkutan online
Kapolri, Menhub & Menkominfo bahas gejolak penolakan angkutan online. Menhub Budi Karya mengakui bila pihaknya memang perlu membuat aturan baru untuk mengatur melonjaknya jumlah angkutan online. Di sisi lain, Budi Karya berharap aturan yang akan diterapkan nanti tidak merugikan kedua pihak.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menggelar rapat tertutup dengan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara. Rapat digelar untuk membahas polemik keberadaan angkutan online vs konvensional.
"Intinya kita lihat ada dinamika, ada keberatan dan bahkan tindak kekerasan antara pengemudi online dan konvensional," kata Tito di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (21/3).
Untuk menertibkan persoalan ini, Tito bersama dengan Budi Karya serta Rudiantara melakukan video conference dengan sejumlah kepala daerah yang wilayahnya berpotensi konflik. Di antaranya, wilayah Jabotabek, Jawa Barat, Jawa Timur dan Bali serta Sulawesi Selatan.
"Beberapa tempat memang tidak terjadi. Karena itu kita lakukan sosialisasi. Kita ingin adanya aturan jadi lebih tertib dan menyelesaikan masalah," ujar Tito.
Sementara itu, Menhub Budi Karya mengakui bila pihaknya memang perlu membuat aturan baru untuk mengatur melonjaknya jumlah angkutan online. Di sisi lain, Budi Karya berharap aturan yang akan diterapkan nanti tidak merugikan kedua pihak.
"Kita harapkan ada asimilasi sehingga terjadi sistem transportasi yang menghidupi," ujar dia.
Senada dengan Menhub dan Kapolri, Menkominfo Rudiantara menyatakan pemerintah memang harus turun langsung menangani dinamika taksi online dan konvensional agar berjalan secara teratur dan memberi kenyamanan bagi semua pihak.
"Pemerintah masuk untuk mengadress dinamika yang sekarang. Revisi permen ini mengukuhkan legal bahwa transportasi online boleh hanya ditata seperti kenyamanan dan lain-lain. Pemerintah satu keputusan sektor ada di Menhub, saya mengeksekusi dari dunia mayanya," pungkas Rudiantara.
Baca juga:
Polisi: Bentrok ojek online vs angkot di Bogor dipicu salah paham
Sopir angkot di Bogor masih mogok, penumpang naik mobil Satpol PP
Bima Arya pastikan tidak ada pembakaran angkot di Bogor
Polisi bantah ada bentrok susulan angkot Bogor dengan ojek online
Cegah bentrok, Polisi bubarkan kerumunan ojek online di Bogor
1 Pengemudi ojek patah kaki, Bima pastikan bukan ditabrak angkot
Sopir angkot mogok, pelajar di Bogor ramai-ramai pulang jalan kaki
-
Siapa yang menggunakan layanan transportasi online di Indonesia? Berdasarkan riset Google, Temasek, dan Bain & Company pada 2022, layanan transportasi online digunakan oleh 80 persen populasi Indonesia.
-
Mengapa transportasi online bisa menjadi pilihan yang lebih hemat? Banyak penyedia transportasi online yang menawarkan promo dan ada pula promo ketika Anda menggunakan metode pembayaran tertentu. Dengan tarif yang lebih murah, Anda pun bisa berhemat dan uangnya bisa digunakan untuk keperluan yang lain.
-
Kapan layanan transportasi online mulai marak di Indonesia? Layanan transportasi online mulai marak di Indonesia sekitar tahun 2014-2015.
-
Apa contoh kecanggihan AI di bidang transportasi online? Aplikasi Transportasi Online Aplikasi transportasi online menggunakan teknologi AI untuk melakukan hal yang sangat kompleks yaitu menganalisis lalu lintas, memprediksi waktu tempuh, dan menemukan rute tercepat.
-
Kenapa pelaku membunuh driver taksi online? "Saya tulang punggung keluarga, setelah bapak dipenjara tersangkut kasus pidana ganjal ATM di Yogya. Ibu juga bingung minta saya untuk biayai kuliah adik yang di Bandung," kata Baaghastian.
-
Kenapa busi G-Power cocok untuk dipakai untuk ojek online dan pembalap? Dalam keterangan resminya, NGK mengklaim bahwa G-Power tidak hanya dapat meningkatkan performa, tetapi juga cocok untuk digunakan dalam kegiatan sehari-hari.