Kasus Covid-19 di RI Kian Meroket Tinggalkan Negara Asia Tenggara
Myanmar mengkonfirmasi masih ada 19.279 kasus aktif dari total 108.342 orang positif Covid-19. Angka terkecil dimiliki Singapura, yakni hanya 83 kasus aktif dari total kasus positif 58.313 orang.
Kasus aktif Covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan luar biasa selama hampir 10 bulan pandemi. Bahkan, kasus aktif Covid-19 di RI konsisten meroket dibanding negara-negara lain di Asia Tenggara.
Berdasarkan worldometers.info, grafik kasus aktif Covid-19 Indonesia kian hari meningkat. Sementara negara-negara lain di Asia Tenggara menurun. Meski ada beberapa negara terlihat meningkat tapi tidak signifikan.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Apa yang menjadi concern utama dari sebagian besar masyarakat Indonesia dalam beberapa tahun terakhir? Jadi Concern Gaya hidup sehat menjadi concern sebagian besar masyarakat Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini.Ya, akhir-akhir ini banyak orang yang mulai mengutamakan gaya hidup sehat sebagai prioritas utama.Meningkatnya kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat itu pun tidak hanya menjadi tren belaka.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
Data 13 Desember 2020, kasus aktif Covid-19 di Indonesia menembus 93.165 dari total kasus positif 617.820 orang. Kasus aktif merupakan pasien positif Covid-19 yang sedang menjalani perawatan atau isolasi mandiri.
©2020 Merdeka.com/pandemictalks
Sementara kasus aktif Covid-19 di Filipina pada tanggal yang sama hanya 21.979 dari total kasus positif 449.394 orang. Malaysia masih mencatat 13.667 kasus aktif Covid-19 dari total kasus positif 83.475 orang.
Sedangkan Thailand mengoleksi 226 kasus aktif dari total 4.029 orang terkonfirmasi positif Covid-19. Vietnam melaporkan ada 121 kasus aktif dari 1.397 kasus positif Covid-19.
Myanmar mengkonfirmasi masih ada 19.279 kasus aktif dari total 108.342 orang positif Covid-19. Angka terkecil dimiliki Singapura, yakni hanya 83 kasus aktif dari total kasus positif 58.313 orang.
Meningkat Setiap Bulan
Pada 2 Maret 2020, saat pertama kali Indonesia mengkonfirmasi ada kasus Covid-19, hanya terdapat dua kasus aktif di Tanah Air. Sebulan kemudian tepatnya 2 April 2020, kasus aktif Covid-19 naik drastis menjadi 1.508 orang.
Pada 2 Mei 2020, kasus aktif Covid-19 kembali meningkat menjadi 8.347 orang. Sementara pada 2 Juni 2020 menyentuh angka 17.951 kasus aktif Covid-19. Sebulan berikutnya naik 11.789 kasus, sehingga total kasus aktif Covid-19 menjadi 29.740 orang.
©2020 Merdeka.com/worldometers
Sedangkan pada bulan Agustus periode yang sama mencapai 37.244 kasus aktif Covid-19. 2 September 2020, kasus aktif di Indonesia menembus 43.059 orang. Oktober 2020 pada tanggal yang sama menyentuh 63.187, November 55.792 dan Desember 73.429 kasus aktif Covid-19.
Semakin Tidak Terkendali
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito, bahkan mengatakan, kasus Covid-19 meningkat tajam pada pekan pertama Desember 2020. Bahkan, pada 3 Desember 2020, kasus Covid-19 bertambah 8.369 dalam sehari.
Padahal, jumlah testing (pemeriksaan) Covid-19 pada pekan pertama Desember mencapai 96,35 persen. Ini menunjukkan, penularan Covid-19 di Indonesia semakin sulit dikendalikan.
"Seharusnya, angka testing yang tinggi tidak diikuti dengan peningkatan kasus positif. Ini artinya, tingkat penularan makin tidak terkendali," katanya dalam konferensi pers, Selasa (8/12).
Menurut Wiku, peningkatan kasus positif Covid-19 disebabkan tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan, yakni menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun menurun.
©2020 Merdeka.com/worldometers
"Data terakhir menunjukkan tingkat kepatuhan memakai masker turun dari 83,6 persen pada bulan September menjadi 57,78 persen pada awal Desember," ujarnya.
Kedisiplinan masyarakat menjaga jarak juga menurun. Pada September 2020, kepatuhan masyarakat menjaga jarak mencapai 59,57 persen. Pada awal Desember 2020 turun menjadi 41,75 persen.
Wiku meminta masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan. Dia menegaskan, protokol kesehatan merupakan kunci memutus penyebaran Covid-19.
"Tolong pengertiannya, tolong kerja sama yang serius. Jangan sampai kerja sama kita selama ini hilang percuma," tandasnya.
(mdk/rnd)