Kasus Covid Melonjak, Universitas Riau Siapkan Laboratorium PCR
Universitas Riau (Unri) menyiapkan laboratorium pemeriksaan sample polymerase chain reaction (PCR) COVID-19 bernama Lontar. Kampus negeri itu mengerahkan sejumlah ahli untuk memeriksa spesimen Covid-19.
Universitas Riau (Unri) menyiapkan laboratorium pemeriksaan sample polymerase chain reaction (PCR) COVID-19 bernama Lontar. Kampus negeri itu mengerahkan sejumlah ahli untuk memeriksa spesimen Covid-19.
"Karena kasus Covid-19 di Riau semakin naik sejak awal 2021 ini, maka kami menyiapkan laboratorium untuk pemeriksaan sampel Covid-19," ujar Dekan Fakultas Kedokteran Unri, Prof dr Dedi Afandi Jumat (6/8).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Menurut Dedi, seluruh Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Fakultas Kedokteran juga ikut dilibatkan untuk pemeriksaan spesimen dari rumah sakit dan Puskesmas di Riau. Laboratorium mereka sesuai standar.
"Sejauh ini, spesimen paling banyak dari Puskesmas dan rumah sakit di luar lingkungan kampus. Petugas dan pegawai kita semua terlibat, jadi ngajar, penelitian dan juga memeriksa spesimen," jelasnya.
Dedi menggratiskan hasil tracing di lingkungan kampus, rumah sakit hingga Puskesmas. Karena itulah pegawai kampus harus bekerja lebih karena keterbatasan jumlah SDM.
"Semua hasil tracing yang direkomendasikan Satgas Fakultas gratis. Memang, SDM yang mejadi salah satu kendala meski sudah kami kerahkan semua," jelasnya.
Dedi menceritakan, para anggotanya jadi lebih bekerja 'nothing to lose', dengan keterbatasan jumlah tersebut. Mereka tidak kenal lelah siang dan malam.
"Petugas labor kita ini bekerja pagi ngambil swab dan siang berganti peran jadi ekstraksi. Padahal kalau di tempat lain lain itu yang ambil swab dan ekstraksi itu beda. Tapi kita tetap ikhlas," jelasnya.
Ketua Laboratorium Lontar Fakultas Kedokteran Universitas Riau, Maya Savira SPKM, menilai keberadaan laboratorium Lontar sebagai kontribusi kampus dalam penanganan Covid-19.
"Ini kontribusi Universitas Riau terhadap penanggulangan pandemi di Riau. Panggilan jiwa bagi agar bisa ikut dalam penanggulangan Covid-19," tegas Maya.
Laboratorium Lontar berdiri awal tahun 2021. Namun, labor yang dananya bersumber dari kampus dan Balitbang Kemenkes itu baru dapat izin operasional pada 17 Mei. Kemudian dari pihak kampus mengajukan izin untuk swab PCR.
Setelah pengajuan swab diterima Balitbang, pihaknya mulai melakukan tes swab PCR. Awalnya, spesimen PCR hanya diambil dari kalangan kampus.
"Lalu setelah surat keluar, kami sudah mulai swab di lingkungan Universitas Riau. Termasuk pusat kegiatan mahasiswa (PKM) di wilayah Pekanbaru, 16 Juni kami sudah menerima sampel dari Kampus," katanya.
Seiring berjalannya waktu, Satgas Covid-19 kampus meminta labor untuk ikut memeriksa sampel di Puskesmas dan RS Universitas Riau. Dalam sehari, ada 180-200 spesimen diperiksa dengan bantuan 17 pegawai.
"Sample dari Puskesmas dan RS UNRI itu sehari mencapai 180-200 spesimen yang diperiksa," jelas Maya.
Maya juga bekerja sebagai pegawai dan penelitinya terlibat di Laboratorium Biomolekuler RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Saat ini ada 13 laboratorium PCR di Riau, termasuk Lontar.
"Untuk SDM kita sebagian ke RSUD, karena tim ahli di RSUD juga dari kita. Riau ada 13 dan laboratorium, salah satunya Lontar. Kalau aturan kerja pukul 08-15.00, tetapi karena sampel banyak bisa sampai pukul 21.00 Wib," ucapnya.
Maya menyampaikan, dana yang digunakan labor semua berasal dari Universitas Riau. Meskipun terbatas, ia bangga karena kampus dapat berkontribusi dalam penanganan Covid-19.
Untuk diketahui, pasien positif kasus Covid-19 di Riau terus mengalami kenaikan sejak Mei lalu. Saat ini jumlah kasus baru mencapai 1.000-2.000 lebih pasien positif Covid-19.
Bahkan pada Kamis (5/8) kemarin, terdapat penambahan 860 pasien Covid-19. Sehingga total terkonfirmasi 102.926 kasus positif dengan rincian isolasi mandiri 12.365 orang, dirawat di RS 1.392 orang, pasien sembuh 86.375 orang dan 2.794 orang meninggal dunia.
Baca juga:
Cegah Kematian, Warga Garut Terpapar Covid-19 akan Dibawa ke Isolasi Terpusat
Jumlah Pasien Dirawat di RSDC Wisma Atlet Terus Menurun
Jokowi Minta Panglima TNI Turunkan Hercules Jemput Logistik Obat dari Negara Lain
Anies Target Vaksinasi Covid-19 Dosis Ketiga Tenaga Kesehatan Selesai Akhir Agustus
Moeldoko: Panglima Tertinggi Penanganan Covid-19 adalah Presiden
Luhut Minta Pasien Corona di Sleman Pindah ke Shelter Isolasi Terpusat
Moeldoko: Presiden Perintahkan Waspada Keterisian ICU di Luar Jawa