Difasilitasi Tes DNA, Orangtua Bayi Diduga Tertukar Diminta Pihak RS Hapus Unggahan di Medsos
Diketahui, istri dari MR menjalani proses lahiran secara cesar pada Senin, 16 November 2024.
Seorang pria berinisial MR (27) diminta untuk menghapus unggahan video hingga foto yang ada dalam akun media sosialnya terkait bayi yang diduga tertukar. Hal ini dikatakannya usai diminta pihak rumah sakit di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Diketahui, istri dari MR menjalani proses lahiran secara cesar pada Senin, 16 November 2024.
Permintaan tersebut harus dipenuhi jika MR ingin atau mau dibiayai pihak rumah sakit untuk menjalani test DNA. Namun, hal ini urung dituruti karena hanya dianggap menguntungkan satu pihak saja.
"Jadi rumah sakit minta poin-poinnya, rumah sakit minta saya untuk take down video saya yang sedang viral. Kalau pengen dibiayain sama rumah sakit, saya harus take down video yang sedang viral," kata MR kepada merdeka.com, Selasa (10/12).
"Terus kalau saya tidak menghapus video itu sampai waktu yang telah setelah disepakati. Saya bakal diancam bakal digugat hukum makanya seperti itu. Saya merasa tertekan, saya soalnya berdua doang sama istri saya itu, tidak ada bantuan hukum sama sekali gitu kan," sambungnya.
Surat Perjanjian
Permintaan atau perjanjian itu dibuat pada Senin, 9 Desember 2024 di tempat MR bekerja. Dalam pembuatan surat perjanjian itu, ada lima orang yang melakukan tandatangan. Mereka adalah MR, istri, pihak perusahaan tempat MR bekerja serta dua orang dari pihak rumah sakit tersebut.
"Sedangkan dari pihak rumah sakitnya bawa lawyer kayaknya, itu kan tiga orang itu mas ya. Ada direktur utama, terus ada lawyer kayaknya itu cewek. Kemarin baru tanggal 9, kemarin saya waktu itu datangin," ujarnya.
"Iya, intinya mereka mau dihapus video itu jangan sampai nyebar luas ke mana-mana katanya gitu," sambung MR.
Terkait dengan laboratorium untuk menjalani test DNA, MR diminta untuk mencari secara mandiri. Kemudian baru lah pihak rumah sakit yang akan menanggung biayanya. Hal ini akan terpenuhi jika MR bersedia untuk menghapus unggahan atau video serta foto terkait bayi diduga tertukar di media sosial miliknya.
"Iya, tapi saya udah ke PT saya. Katanya kalau bapak mau ikuti aturan dari rumah sakit, bapak harus ngehapus videonya. Saya bilang saya enggak mau, saya mau masukin beberapa poinnya yang belum saya tulis. Karena saya baru konsultasi ke keluarga saya, untuk poin-poin ini penting," ucap MR.
"Soalnya di sini antara anak yang biologis dan non-biologis rumah sakit menyelesaikan dengan cara kekeluargaan, tidak ada kalau misalnya Non-biologis itu bukan anak saya. Saya pengennya ada ada namanya bayi saya dibalikin, enggak ada seperti itu," sambungnya.
MR menegaskan, jika dirinya tidak bersedia untuk menghapus postingannya tersebut. Meskipun pihak perusahaannya itu sudah tidak ingin mencampuri urusannya dalam mencari laboratorium.
"Dia mintanya dari kita, tapi saya ngomong gitu ke perusahaan saya. Karena saya enggak mau menghapus posting itu, perusahaan saya kayaknya sudah enggak mau ikut campur untuk mencari labnya. Saya enggak tahu dimana labnya bisa DNA gitu. Saya minta tolong dikawal gitu untuk masalah ini gitu," tegasnya.
"Enggak dari dia labnya. Katanya dari bapak ini labnya dimana bapaknya mau, untuk biayanya DNA dari dia Labnya gitu," sambung MR.
Mencari Laboratorium Tes DNA
Dia memastikan, pihak perusahaan sudah lepas untuk mencari laboratorium karena dirinya yang memang tidak ingin menghapus postingan di media sosialnya.
"Iya, untuk menghapus video saya yang viral itu. Saya bilang, saya udah ngomong ke atas saya, saya enggak mau ngapus, sampai rumah sakit beneran memberikan poin yang saya masukin poin saya yang saya masukin ke situ. Kan ada beberapa catatan saya tulis tuh. Kalau bukan anak saya negatif, saya pengen anak saya kembali gitu," pungkas MR.
Sebelumnya, Seorang pria berinisial MR (27) menduga bayinya tertukar di sebuah rumah sakit (RS) kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Bayi tersebut dalam kondisi meninggal dunia.
MR menjelaskan kronologi bayinya diduga tertukar di rumah sakit tersebut. Semula MR menceritakan, istrinya yang sedang hamil tua mengalami kontraksi pada 15 September 2024. Kemudian, MR membawa istrinya ke sebuah klinik di kawasan Cilincing, Jakarta Utara.
Selanjutnya menurut MR, pihak klinik merujuk ke rumah sakit di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
"Dapat rujukan tanggal 15 September 2024 ini, hari Minggu. Saya dirujuk dari klinik karena ini ke rumah sakit Cempaka Putih oleh dokter," kata MR saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (10/12), sebagaimana dikutip Antara.
RS Janji Urus Tes DNA
Setelah kasus itu viral, pihak rumah sakit mendatangi MR ke tempat kerjanya dan berjanji akan melakukan tes DNA serta menanggung seluruh biayanya.
"Kemarin pihak RS sudah datang ke tempat kerja saya. Direktur utamanya sudah mau memfasilitasi biaya tes DNA," kata MR.