Respons Menkes Soal Kasus Dugaan Bayi Tertukar di RS Kawasan Cempaka Putih
Kejadian bermula saat istri MR sedang hamil tua mengalami konstraksi pada 14 September 2024. MR membawa istri ke sebuah klinik di kawasan Cilincing, Jakarta
Seorang pria berinisial MR (27) menduga bayinya tertukar di sebuah rumah sakit (RS) kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Hal ini setelah dirinya menemukan beberapa kejanggalan pada bayi yang meninggal pada 17 September 2024.
Kejanggalan itu pun kemudian ia unggah di media sosial dan kini menjadi ramai diperbincangkan.
Terkait hal itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengaku belum mendengarnya. Sehingga, belum bisa menanggapi perihal kejadian itu.
"Aku baru dengar, jadi aku belum bisa jawab," singkat Budi Gunadi kepada wartawan di Jakarta, Kamis (12/12).
Sebelumnya, Pria berinisial MR menjelaskan kronologi bayinya diduga tertukar dan dikembalikan dalam kondisi meninggal dunia di RS Kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Kejadian bermula saat istri MR sedang hamil tua mengalami konstraksi pada 14 September 2024. MR membawa istrinya ke sebuah klinik di kawasan Cilincing, Jakarta Utara.
Kemudian, kata MR pihak klinik merujuk ke rumah sakit di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
"Dapat rujukan tanggal 15 September 2024 ini, hari Minggu. Saya dirujuk dari klinik karena ini ke rumah sakit Cempaka Putih oleh dokter," kata MR saat dikonfirmasi dilansir Antara, Selasa (10/12).
MR mengaku istrinya mendapatkan rujukan karena air ketubannya kering sehingga perlu penanganan medis lebih lanjut. Di RS tersebut, istri MR pun menjalani operasi pada Senin (16/9).
Setelah lahir, kata MR, pihak keluarga dilarang melihat si bayi yang berjenis kelamin perempuan itu dengan alasan masih dalam perawatan medis.
"Itu bayi tidak diperlihatkan ke ibunya. Jenis kelaminnya pun, seluruh badan anggota tubuhnya pun tidak diperlihatkan sama saya sama istri saya. Saya cuma datang dipanggil untuk mengazankan bayi tersebut," ujar MR.
Dapat Kabar Bayi Meninggal
Sore harinya, MR mendapatkan kabar dari pihak RS jika bayinya dalam kondisi kritis. Setelah itu, pihak RS meminta MR untuk menandatangani dokumen untuk memasang oksigen tambahan.
"Tapi saya tidak sempat saya baca semua. Katanya 'pak tanda tangan dulu aja'. Katanya ini surat izin untuk memasang oksigen tambahan," kata MR menirukan ucapan petugas medis.
Keesokan harinya, MR mendapatkan dikabari oleh pihak RS bahwa bayinya sudah meninggal dunia. MR mengaku tak sempat melihat kondisi tubuh anaknya bahkan hanya menerima jasad bayinya dari rumah sakit sudah dalam kondisi terbungkus kain kafan.
Kemudian, pihak RS meminta MR untuk secepatnya memakamkan jasad bayi tersebut. MR pun memakamkan jasad anaknya di tempat pemakaman umum (TPU) di kawasan Cilincing.