Kasus Pneumonia Misterius Ditemukan di Jakarta
Kemenkes mengatakan, kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh mycoplasma pneumoniae.
Kasus pneumonia misterius baru-baru ini menghebohkan China.
- Cegah Mycoplasma Pneumonia pada Anak dengan Vaksinasi dan Jaga Jarak
- Kasus Pneumonia Misterius Terdeteksi di Indonesia, Begini Imbuan Kemenkes Kepada Masyarakat
- Begini Gejala yang Dialami 6 Pasien Pneumonia Misterius di Indonesia
- Menko PMK Muhadjir: Pneumonia Misterius di DKI Disebabkan Polusi Udara Jakarta
Kasus Pneumonia Misterius Ditemukan di Jakarta
Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Ngabila Salama mengungkapkan, kasus pneumonia misterius sudah terdeteksi di DKI Jakarta.
Baru-baru ini, kasus pneumonia misterius menghebohkan Beijing dan Liaoning utara, China.
Ngabila mengatakan, kebanyakan kasus pneumonia di Jakarta disebabkan oleh mycoplasma pneumoniae. Mycoplasma ini merupakan bakteri penyebab umum infeksi pernapasan sebelum Covid-19 muncul sehingga bukan penyakit baru.
"Jadi nemu mycoplasma di Indonesia? Pasti. Kami sudah punya data 2022 di DKI ada, 2023 ada beberapa sudah. Kami masih pendataan," kata Ngabila dalam pesan tertulis, Selasa (5/12).
Foto: Ilustrasi pasien pneumonia misterius
Ngabila menegaskan bahwa pneumonia misterius ini diakibatkan oleh virus dan bakteri sehingga polusi udara tak menjadi penyebab utama kemunculan kasus ini.
"Dari segi polisi udara kemungkinan tidak berpengaruh begitu besar, mungkin 30 persen. Akan lebih berpengaruh sebenernya dari pancaroba dan perilaku hidup sehat," u
jar Ngabila.
merdeka.com
Oleh karena itu, Ngabila mengingkatkan masyarakat untuk melakukan pola hidup sehat dan melakukan imunisasi.
"Ada imunisasi untuk anak cegah pneumonia dan ISPA untuk anak silakan ke puskesmas. Covid ada vaksinnya. Cuci tangan, pake masker, jaga ventilasi udara. Periksa dini,"
jelas Ngabila.
merdeka.com
"Kemenkes sudah buat kewaspadaan pneumonia mycoplasma ini. Memang pengobatan tricky, perlu antibiotik yang tinggi kelasnya dan dokter hati-hati berikannya. Ada pengaruh resistensi antibiotik jadi jangan asal tanpa resep dokter," sambungnya.
Dokter dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Erlina Burhan menyebut, mycoplasma pneumonia sudah lama ada di Indonesia. Pasien yang terjangkit mycoplasma umumnya bergejala ringan sehingga tidak memerlukan perawatan medis khusus.
“Perlu disampaikan bahwa mycoplasma pneumonia sudah lama ada di Indonesia, namun gejalanya sangat ringan dan kejadiannya jarang dan pasien juga tidak dirawat sehingga tidak perlu menjadi perhatian khusus,” jelas Erlina, Kamis (30/11).
“Mycoplasma pneumonia ini beda dengan kondisi long Covid-19, kalau long Covid-19 di mana gejala masih ada meskipun hasil tes telah negatif,” ujarnya.
Erlina mengimbau masyarakat agar tidak terlalu cemas dengan pneumonia misterius. Namun, dia mengingatkan pentingnya menjaga sistem kekebalan tubuh sebagai upaya pencegahan yang efektif.
“Kita belajar dari pandemi Covid-19, masyarakat harus tetap menjaga protokol kesehatan, menjaga jarak, mencuci tangan, memakai masker,” ujar Erlina, dilansir dari Antara.