Kemenkes Sebut Penyakit Pneumonia Misterius Menular Lewat Droplet
Kemenkes menelusuri kontak erat enam pasien terkonfirmasi pneumonia misterius.
Saat ini, seluruh pasien terjangkit pneumonia misterius sudah sembuh.
Kemenkes Sebut Penyakit Pneumonia Misterius Menular Lewat Droplet
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menelusuri kontak erat enam pasien terkonfirmasi pneumonia misterius. Saat ini, seluruh pasien terjangkit pneumonia misterius sudah sembuh.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, pengejaran terhadap kontak erat kasus pneumonia misterius perlu dilakukan cepat.
Sebab, penularan penyakit yang disebabkan oleh bakteri mycoplasma ini bisa melalui droplet atau percikan air liur.
"Tentu akan kita kejar sehingga kita bisa melakukan intervensi karena penularannya droplet. Jadi droplet gampang sekali menular," kata Maxi saat konferensi pers, Rabu (6/12).
Maxi berujar, pihaknya sedang mencari tahu di mana sekolah dan tempat tinggal para pasien. Tujuannya, untuk menemukan kasus yang belum terdeteksi sehingga bisa ditindaklanjuti oleh Kemenkes.
"Tim kami terus menggali, menggali informasi dia sekolah di mana karena takutnya di sekolah itu sudah banyak yang kena, kita nggak tahu, tinggal di mana,"
jelas Maxi.
merdeka.com
Sebagai informasi, Kemenkes menemukan enam kasus pneumonia misterius di Indonesia. Meski demikian, keenam kasus tersebut merupakan kasus lama yang terjadi pada Oktober dan November.
Adapun gejala awal yang dialami keenam apsien adalah batuk, pilek, hingga sesak. Namun, keenam pasien sudah dinyatakan sembuh.
Untuk usia pasien, paling muda merupakan anak berusia tiga tahun dan yang paling tua adalah usia 12 tahun.
"Yang paling muda itu tiga tahun, umur paling besar di kasusnya 12 tahun. Tiga sampai 12 dan gejala yang telah ada, hampir semua sama dan hasil pemeriksaan laboraturium di Medistra sendiri itu memang positif bakteri pneumonia mycoplasma,"
imbuh Maxi.
merdeka.com
Dokter paru dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Erlina Burhan mengungkapkan, bakteri mycoplasma sudah lama ada di Indonesia.
Mycoplasma merupakan bakteri penyebab utama pneumonia misterius di China.
Erlina mengatakan, sangat jarang ditemukan kasus mycoplasma pneumonia di Indonesia.
Pasien yang terjangkit mycoplasma pun umumnya bergejala ringan sehingga tidak memerlukan perawatan medis khusus.
“Perlu disampaikan bahwa mycoplasma pneumonia sudah lama ada di Indonesia, namun gejalanya sangat ringan dan kejadiannya jarang dan pasien juga tidak dirawat sehingga tidak perlu menjadi perhatian khusus,” jelas Erlina, Kamis (30/11).
Erlina mengimbau masyarakat agar tidak terlalu cemas dengan pneumonia misterius. Namun, dia mengingatkan pentingnya menjaga sistem kekebalan tubuh sebagai upaya pencegahan yang efektif.
“Kita belajar dari pandemi Covid-19, masyarakat harus tetap menjaga protokol kesehatan, menjaga jarak, mencuci tangan, memakai masker,”
ujar Erlina.
merdeka.com