Kawah Ijen semburkan gas beracun, jalur pendakian ditutup
Gas beracun menyembur setelah terjadi gempa berkali-kali. Akibat semburan gas beracun, puluhan warga dirawat di rumah sakit. Situasi hingga Kamis pagi, kadar gas beracun sudah menurun.
Kawah Gunung Ijen mengeluarkan gas beracun. Taman Wisata Alam yang memiliki ketinggian 2.368 meter dari permukaan laut yang berada di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Bondosowo, Jawa Timur itu ditutup sementara.
"Hari ini kami merekomendasikan untuk penutupan jalur pendakian ke Gunung Ijen karena adanya gas beracun yang masih diselidiki penyebabnya oleh petugas di lapangan," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Ijen Bambang Heri Purwanto, Kamis (22/3). Dikutip dari Antara.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Apa fungsi utama Gedung Kesenian Jakarta saat ini? Saat ini, gedung tersebut masih aktif digunakan sebagai lokasi pertunjukkan seni khas nusantara maupun luar negara.
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
-
Dimana saja lokasi kemacetan yang paling parah di Jakarta? Kondisi kemacetan lalu lintas kendaraan pada jam pulang kerja di Jalan Gatot Subroto, Jakarta
Warga di Kali Banyupahit dan Watucapil Bondowoso mengalami keracunan gas yang berasal dari Kawah Ijen di daerah Banyupait Sempol Bondowoso, bahkan sebagian korban yang terdampak gas beracun sudah dibawa ke Puskesmas Sempol dan RSUD Bondowoso.
"Selama dua hari ini aktivitas kegempaan Gunung Ijen yakni gempa vulkanik dangkal mengalami peningkatan, namun tidak signifikan. Berdasarkan data, pada 18 Maret tercatat 11 kali gempa vulkanik dangkal dan pada 20 Maret terekam 22 kali gempa vulkanik dangkal, namun status Gunung Ijen masih normal," tuturnya.
Menurutnya petugas masih turun ke lapangan untuk mengetahui penyebab keluarnya gas beracun tersebut, dan beberapa hari terakhir curah hujan di kawasan lereng Gunung Ijen juga tinggi. Namun pihaknya masih belum bisa memberikan penjelasan secara detail terkait penyebab gas beracun di Kawah Gunung Ijen tersebut.
"Wisatawan dan para penambang tidak diperbolehkan naik ke kawah Ijen untuk sementara waktu, sehingga kami imbau kepada siapapun untuk tidak mendekati radius 1 kilometer dari bibir kawah karena berbahaya," terangnya.
Status Gunung Ijen masih normal, meskipun ada peningkatan gempa vulkanik yang tidak signifikan dan keluarnya gas beracun dari kawah gunung yang memiliki ketinggian 2.368 meter dari permukaan laut itu.
Sementara itu, Kepala Resor Taman Wisata Alam Ijen KSDA Sigit Ariwibowo membenarkan informasi yang menyebutkan Gunung Ijen mengeluarkan gas beracun dan kejadian diperkirakan terjadi pada Rabu (21/3) pukul 19.00 WIB.
"Kalau radiusnya belum bisa diprediksi karena sebelum mengeluarkan gas beracun terjadi ledakan dari Kawah Ijen dan asap mengikuti arah angin ke barat (ke Bondowoso)," katanya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso menyiapkan tiga titik pengungsian bagi warga terdampak gas beracun Kawah Ijen.
"Ada tiga titik pengungsian bagi warga terdampak gas beracun yang kami siapkan, yakni di Puskesmas Kecamatan Ijen, Masjid di sekitar Kecamatan Ijen dan di rumah-rumah warga," kata Kepala Bidang Pencegahan, Kesipasiagaan dan Kedaruratan BPBD Bondowoso, Winarto di Bondowoso.
Warga terdampak gas beracun Kawah Gunung Ijen Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi itu, diungsikan sejak Rabu (21/3) malam setelah kawah tersebut mengeluarkan suara ledakan dan mengeluarkan gas beracun.
Tidak hanya itu, BPBD Bondowoso juga akan mendirikan dapur umum khusus warga (pengungsi) terdampak gas beracun.
"Hingga tadi malam, petugas kami mencatat jumlah pengungsi terdampak gas beracun Kawah Ijen sebanyak 178 orang dari tiga dusun (Dusun Margahayu, Dusun Watu Capil dan Dusun Curah Macan, Desa Kalianyar, Kecamatan Ijen)," katanya.
Hingga Kamis pagi tadi kadar gas beracun dari Kawah Ijen sudah mulai menurun atau tidak terlalu menyengat, seperti sesaat setelah Kawah Ijen meletup dan mengeluarkan gas beracun pada Rabu malam.
"Sampai hari ini, tercatat ada 30 orang yang masih menjalani perawatan medis di Puskesmas Kecamatan Ijen, 24 orang Puskesmas Kecamatan Tlogosari empat orang dan di RSU dr Koesnadi Bondowoso dua orang. Rata-rata korban mengalami sesak napas (gangguan pernapasan)," katanya.
Baca juga:
Lima orang tewas diduga akibat hirup gas beracun di kapal MV Sumiei
Kebocoran gas pabrik kertas bikin belasan warga Karawang keracunan
Hirup gas beracun, 1 karyawan subkontraktor Freeport tewas dan 2 pingsan
Diduga keracunan asap genset, satu keluarga di Lubuklinggau tewas
Diduga keracunan asap genset, satu keluarga tewas
7 Pegawai pabrik tewas, polisi cek izin lingkungan hidup dan industri