Ke Balai Kota Bandung, JK minta Ridwan tak harus tiru Jokowi
Menurut JK, karakteristik setiap kota berbeda. Yang penting pemimpin harus mendengar aspirasi rakyat.
Mantan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla mendatangi Kantor Pemerintah Kota Bandung, Selasa (17/9) siang. JK menyampaikan permohonan maaf lantaran tidak bisa hadir pada pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung Ridwan Kamil-Oded M Danial.
Lebih dari itu, pria berkumis tipis ini juga menyampaikan beberapa pesan terhadap sahabatnya. JK ingin berbagi pengalaman semasa menjadi wapres pada 2004-2009.
Di bawah kepemimpinan Ridwan Kamil-Oded dalam lima tahun ke depan, dia berharap Bandung bisa kembali menjadi kota bermartabat. Dengan catatan pemimpin harus bisa mendengarkan aspirasi warganya.
"Ya, pemimpin itu harus bisa mempengaruhi masyarakat, tapi pemimpin juga harus mendengarkan aspirasi masyarakatnya, meski pada dasarnya melaksanakan sesuai keyakinan," kata JK, Selasa (17/9).
Dia sadar Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, punya kemampuan teknis yang baik, terlebih Emil memiliki latar belakang tata kota, karena berkecimpung di arsitek dan juga dosen ITB. Hasil karyanya dikenal dunia.
"Tentu Anda semua tahu, Wali Kota ini sama, kualitasnya. Memang Tidak semua orang harus memiliki cara sama dalam memimpin, karena permasalahan kota berbeda setiap karakternya," ungkap JK.
Menurut dia Bandung berbeda dengan Jakarta. Sehingga cara mengatasinya juga berbeda. Dengan segala permasalahannya Emil harus bisa menyelesaikan.
"Ridwan Kamil tidak harus meniru Jokowi . Jakarta dan Bandung beda kulturnya. Misalnya Jakarta macet hari biasa, Bandung hari weekend. Itu saja sudah sangat berbeda cara mengatasinya," terangnya.
Dia mengaku pemimpin tidak bisa bekerja sendiri. Saat perencanaan dan pelaksanaan tidak ditunjang partisipasi masyarakat, Bandung akan tetap berkelit dengan segala permasalahannya.
"Di mana pun bukan hanya Bandung, kalau kita belajar dari kota-kota maju tentu perencanaannya pelaksanaannya, dan ketegasan menjalankan itu tentu partisipasi masyarakatnya," imbuh JK.
"Masyarakat juga harus setuju, jika itu baik bahwa itu untuk masa depannya, dan Emil harus tegakkan semangat baru, karena kalau begini terus kebersihan, kemacetan akan bertambah. Kultur harus dirubah," tandasnya.