Kebijakan Jokowi koordinasikan KPK-Kejagung-Polri perlu diformalkan
"Tentunya perlu koordinasi dan tak tumpang tindih," kata Wakil Ketua DPR, Taufik Kurniawan.
Koordinasi antarlembaga penegak hukum seperti KPK, Kejaksaan Agung dan Polri amatlah dibutuhkan. Ketiga lembaga itu memang perlu disinkronisasi dalam menangani perkara sebagai jawaban atas permasalahan yang selama ini muncul terkait penegakan hukum yang buruk.
"Sinergi dan koordinasi itu sesuai dengan arahan seperti disampaikan presiden. Tentunya perlu koordinasi dan tak tumpang tindih. Kita mendukungnya," kata Wakil Ketua DPR, Taufik Kurniawan, di Jakarta, Rabu (6/5).
Dia menjelaskan, ketiga lembaga penegak hukum itu memiliki tugas dan fungsi masing-masing. Kejaksaan Agung dan Polri, secara konstitusional adalah pembantu presiden di bidang penuntutan dan keamanan serta ketertiban. Sementara KPK adalah komisi yang dilahirkan rakyat dalam konteks spirit pemberantasan korupsi.
"Maka mereka three in one, dan mereka semua sama-sama dibutuhkan masyarakat. Sepanjang fungsi koordinasi bagus, hubungan kelembagaan bagus, itu yang dinantikan masyarakat," jelas dia.
Taufik mengatakan pihaknya mendukung Presiden Jokowi untuk selalu mengarahkan agar ketiga lembaga itu bisa bersinergi serta berkomunikasi dengan baik.
Sementara itu, Pakar Hukum Tata Negara, Asep Warlan Yusuf, juga mendukung bila Presiden Jokowi tak ragu untuk turun tangan dalam mengkoordinasikan ketiga lembaga penegak hukum itu. Dari sisi hukum tata negara, kata dia, hal demikian tak salah.
Apalagi, lanjutnya, masalah koordinasi dan komunikasi di antara ketiga lembaga negara itu memang merupakan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Sebab, disinyalir, hal itu yang menjadi titik lemah sehingga menimbulkan berbagai permasalahan di antara ketiga lembaga penegakan hukum.
Di tataran lapangan, dia menilai Kejaksaan Agung bisa berperan lebih aktif dalam menguatkan pelaksanaan koordinasi serta komunikasi di antara lembaga penegak hukum.
"Kalau bisa, Jaksa Agung memperkuat komunikasi secara formal, dan menegaskan pelaksanaan apa yang disepakati ketiga lembaga di pertemuan sebelumnya. Jadi kalau ada kesepakatan kemarin, ya benar-benar lah dikawal," jelasnya.
Baca juga:
Pertemuan Jokowi & DPD PDIP di Istana kelanjutan dari Kongres Bali
Seskab Andi tak ikut temani Jokowi terima DPD-DPD PDIP di Istana
Pada Jokowi, DPD PDIP se-Indonesia curhat kondisi ekonomi di daerah
Jokowi: Banyak kepala negara kagum kekayaan Indonesia
Hiruk pikuk Jokowi pertama kali ngunduh mantu
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Kapan Jokowi memanggil Kapolri dan Jaksa Agung? "Sudah saya panggil tadi," kata Presiden Jokowi saat diwawancarai di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (27/5).
-
Kapan Jokowi memanggil dua menteri PKB tersebut? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
-
Apa yang dibahas Jokowi saat memanggil dua menteri PKB itu? Menurut dia, Jokowi memuji raihan suara PKB dalam Pileg 2024."Kalau yang kita baca ya, pujian presiden terhadap pencapaian PKB dan juga ucapan kekaguman kepada ketua umum kami, Gus Muhaimin, karena dalam situasi pileg PKB justru mengalami kenaikan yang signifikan," kata Maman di gedung DPR, Senayan, Jakarta Senin (18/3).
-
Apa yang ditemukan KPK terkait dugaan korupsi Bantuan Presiden? Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menemukan adanya dugaan korupsi dalam bantuan Presiden saat penanganan Pandemi Covid-19 itu. "Kerugian sementara Rp125 miliar," kata Juru Bicara KPK, Tessa Mahardika, Rabu (26/6).
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.