Kecewa ada taksi online, taksi konvensional di Solo besok demo
Dia menjelaskan, aksi ini merupakan kelanjutan karena sekitar dua bulan lalu para sopir taksi konvensional sudah turun ke jalan untuk memprotes keberadaan taksi online. Namun hingga saat ini belum ada penanganan, padahal pelanggaran yang dilakukan online terjadi di depan mata.
Ratusan sopir taksi konvensional di Solo mengancam tak beroperasi pada Selasa (11/7) besok. Sedikitnya 800 armada akan berhenti beroperasi dan melakukan unjuk rasa di bundaran Gladag.
Pengelola Gelora Taxi, Medi mengatakan, aksi yang akan dilakukan untuk memprotes ketidaktegasan pemerintah dalam menyikapi beroperasinya taksi berbasis aplikasi online yang tak berizin.
Dia menjelaskan, aksi ini merupakan kelanjutan karena sekitar dua bulan lalu para sopir taksi konvensional sudah turun ke jalan untuk memprotes keberadaan taksi online. Namun hingga saat ini belum ada penanganan, padahal pelanggaran yang dilakukan online terjadi di depan mata.
"Keberadaan mereka (taksi online) itu juga merugikan taksi konvensional yang telah lama beroperasi. Kami ini mempunyai izin dengan investasi cukup besar," tegas Medi di Solo, Senin (10/7).
Untuk kegiatan unjuk rasa tersebut, Medi mengaku sudah berkoordinasi dengan pengelola dan pengemudi taksi konvensional lainnya di Solo pada Jumat (7/7) lalu. Antara lain dengan Kosti, Wahyu, Bengawan, Sakura dan Mahkota.
Mereka melakukan konsolidasi dan merumuskan model stop operasi dan aksi turun ke jalan. Medi mengklaim, akan ada 800 armada yang melakukan aksi berhenti beroperasi, mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB.
"Aksi akan kami lakukan di Bundaran Gladag. Kami juga sudah kirim surat ke gubernur yang mempunyai wewenang menentukan kuota taksi," jelasnya.
Ketua Organda Solo, Joko Suprapto mendukung aksi tersebut. Pihaknya menyayangkan sikap pemerintah yang lamban menyikapi persoalan taksi online.
"Jika sejak awal pemerintah bersikap tegas, saya yakin tidak akan ada aksi turun ke jalan," pungkas Joko.