Keluarga harap Petrus Karel pulang selamat usai dilepas Abu Sayyaf
"Petrus sendiri hingga kini juga belum pulang di rumahnya yang ada di Manukan Peni A-4/24, Surabaya."
Seorang warga Manukan Peni A-4/24, Surabaya, Petrus Karel Aduard Kaya ternyata juga jadi korban penyanderaan kelompok Abu Sayyaf. Petrus bekerja di kapal MV Massive 6 sebagai anak buah kapal (ABK).
Pihak keluarga, yakni Olivia Natalia mengakui kalau Petrus Karel Aduard Kaya itu adalah kakaknya. Sekarang ini Petrus dikabarkan juga sudah selamat dan dibebaskan oleh kelompok Abu Sayyaf.
"Sabtu siang sekitar pukul 12.00 WIB kemarin, saya ditelpon kakak (Petrus Karel Aduard Kaya). Ngakunya sekarang berada di Kantor Polisi Tawau," kata Olivia Natalia, Minggu (3/4).
Menurut Olivia, meski sudah mendapatkan kabar dari Petrus keluarganya masih risau. Sebab, Petrus sendiri hingga kini juga belum pulang di rumahnya yang ada di Manukan Peni A-4/24, Surabaya.
"Kakak mengaku tidak tahu kapan pulangnya. Karena waktu itu telponnya hanya sebentar sekitar lima menit saja. Tapi, kita sekeluarga disini terus berdoa buat kakak. Semoga diberi keselamatan," terang dia.
Sebelumnya, Pemerintah menyatakan identitas tiga Warga Negara Indonesia yang baru saja dilepas oleh militan Abu Sayyaf telah diperoleh tim Konsulat Jenderal di Tawau, Sabah, Malaysia. Tim KJRI akan mengusahakan mereka segera dibawa ke lokasi aman.
Inisial tiga WNI bekerja sebagai awak kapal Malaysia itu adalah H (asal Jakarta Pusat), PK (Jawa Timur), dan IB (Sulawesi Selatan). "(Ketiganya) sudah dihandle oleh konsul RI Tawau," kata Lalu Muhammad Iqbal, Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri melalui pesan singkat diterima merdeka.com, Minggu (3/4).
Kasus tiga WNI yang dilepas ini berbeda dari rombongan 10 WNI lainnya yang disekap di sekitar Kepulauan Sulu. Ketiganya adalah awak apal Tug Boat bendera Malaysia "MASSIVE 6" Highline Shipping Sdn Bhd yang sedang berlayar di Perairan Ligitan.
Pada Jumat (1/4) malam waktu setempat, delapan pria bersenjata menyerbu kapal, lantas menawan seluruh kelasi dan nahkoda. Dari 10 ABK di kapal tersebut hanya 4 orang yang diculik dan masih disandera, sisanya dibebaskan. Seluruh ABK yang disandera berpaspor Malaysia.
Komisioner Kepolisian Sabah, Abdul Rashid Harun, mengatakan timnya tengah melakukan investigasi. Penculikan ABK itu diketahui pada Jumat kemarin.
"Wilayah itu luas dan kami memiliki wewenang di sana. Jadi kami saat ini sedang menyelidiki apakah itu terjadi di perairan Filipina atau Malaysia," kata Abdul kepada Kantor Berita Bernama.