Keluarga korban AirAsia anggap evakuasi jenazah lamban
"Lama prosesnya, delapan hari baru 30 korban yang ditemukan," kata salah satu keluarga di Surabaya.
Hingga hari ke-8 Blackbox pesawat AirAsia QZ8501 belum juga ditemukan. Korban pun baru ditemukan 31 orang, dan 9 orang korban teridentifikasi.
Dari sisi waktu, keluarga mulai merasa tidak sabar karena proses evakuasi dan identifikasi yang sangat lambat. Karena memang belum banyak yang bisa ditemukan.
Ongko Gunawan, salah satu keluarga korban berharap para korban segera ditemukan secepatnya. Dia berharap adik dan keponakannya segera ditemukan.
"Lama prosesnya, delapan hari baru 30 korban yang ditemukan," kata Ongko di Surabaya, Minggu (4/1)
Ongko antara sabar dan tidak sabar sedang menunggu kepastian kabar adik kandungnya Kusuma Chandra, adik iparnya Ong Sherly dan keponakannya Kho Fera Chandra (19). Mereka berangkat dari Surabaya menuju Singapura untuk berlibur.
Sementara itu, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Anas Yunus menegaskan, semua tim sedang bekerja keras, baik mereka yang tengah melakukan evakuasi maupun pengidentifikasian korban. Semuanya bekerja tanpa libur, bahkan dengan kondisi alam yang begitu ekstrem.
Anas juga mengungkapkan Tim DVI yang bertanggungjawab atas pengungkapan identitas korban juga sedang berkerja keras. Selain penemuan jenazah yang memang baru saja ditemukan.
"Kini ada 233 dokter ahli dengan berbagai disiplin sedang bekerja, Indonesia ada 222 orang dokter, Singapura 7 dokter, Australia 4 orang dan nanti malam akan datang lagi dari Korea," katanya.
Hingga kini Tim DVI kembali berhasil mengidentifikasi tiga jenazah yakni Wismoyo Ari Pambudi (24), Jie Stevie Gunawan (10), Juanita Limantara (30). Jika ditotal hingga, Minggu (4/1) jumlah jenazah yang teridentifikasi berjumlah 9 jenazah dari 31 jenazah yang ditemukan.