Keluarga sebut evakuasi korban AirAsia lamban, Kabasarnas geram
Kabasarnas sesumbar tidak ada SAR manapun yang bisa menemukan pesawat hilang dalam waktu tiga hari.
Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo sesumbar jika belum ada di dunia lain yang mampu mencari korban kecelakaan pesawat dalam tempo tiga hari. Hal itu ia sampaikan sebagai jawaban ketika awak media mengatakan ada keluarga korban Pesawat AirAsia QZ8501 yang menginginkan agar Basarnas menemukan pada hari pertama.
"Coba tunjukkan pada saya, negara yang bisa mencari accident pesawat dalam waktu tiga hari seperti Basarnas. Kita bandingkan. Sampaikan pada kita," kata Soelistyo di kantor Basarnas Jakarta, Senin (5/1).
Kendati demikian, Soelistyo menolak Basarnas disebut paling top dalam menangani kasus kecelakaan pesawat. "Kita tidak berhak mengatakan itu, yang berhak ya media menilai," ujarnya.
Selain itu, Soelistyo juga menjelaskan, bahwa sejumlah kapal milik Basarnas dan TNI AL mulai pulang dari daerah operasi pencarian. Hal itu menurut dia, karena faktor keterbatasan logistik, namun ia menegaskan sejumlah kapal lain langsung menggantikan kapal-kapal yang telah pulang tersebut.
"Saya sampaikan, ini sudah hari ketujuh, kapal-kapal kita itu punya bekal kurang lebih 7 hari, makanya ini mulai ada yang balik. Tapi langsung digantikan oleh kapal yang lain, oleh TNI AL," katanya.
Diberitakan sebelumnya, hingga hari ke delapan(4/1), Blackbox pesawat AirAsia QZ8501 belum juga ditemukan. Korban pun baru ditemukan 31 orang, dan 9 orang korban teridentifikasi.
Dari sisi waktu, keluarga mulai merasa tidak sabar karena proses evakuasi dan identifikasi yang sangat lambat. Karena memang belum banyak yang bisa ditemukan.
Ongko Gunawan, salah satu keluarga korban berharap para korban segera ditemukan secepatnya. Dia berharap adik dan keponakannya segera ditemukan.
"Lama prosesnya, delapan hari baru 30 korban yang ditemukan," kata Ongko di Surabaya, Minggu (4/1)
Ongko antara sabar dan tidak sabar sedang menunggu kepastian kabar adik kandungnya Kusuma Chandra, adik iparnya Ong Sherly dan keponakannya Kho Fera Chandra (19). Mereka berangkat dari Surabaya menuju Singapura untuk berlibur.
Baca juga:
Bandara Juanda sebut AirAsia kantongi izin slot koordinator
Keseleo lidah,pejabat Bandara Juanda ralat kalimat AirAsia legal
OJK pastikan dana asuransi korban AirAsia terbayarkan
AP I mutasi dua manajer operasional usai tragedi AirAsia
Tiga korban AirAsia QZ8501 ditemukan lagi, total 37 jenazah
AS tuding evakuasi jenazah AirAsia tak steril, ini kata Basarnas
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Bagaimana kondisi cuaca saat AirAsia QZ8501 jatuh? Kondisi cuaca yang buruk, termasuk awan tebal dan hujan deras, menjadi faktor yang sangat memengaruhi kejadian tersebut.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Apa yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501? Selain kesalahan dalam manajemen penerbangan, kurangnya pemahaman awak pesawat terhadap sistem kontrol penerbangan juga menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
-
Dimana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 30 Desember 2014, badan pesawat dan puing-puing lainnya ditemukan di dasar laut Selat Karimata.
-
Kapan pesawat Thai Airways 311 jatuh? Pesawat ini melakukan penerbangan pertamanya pada 2 Oktober 1987. Awalnya beroperasi dalam maskapai Kanada Wardair dengan registrasi C-FGWD, Wardair lalu diakuisisi oleh Canadian Airlines International pada tahun 1989 dan operasi mereka terkonsolidasi dan terintegrasi di bawah panji Canadian Airlines.