Keluarkan buku 'Kebangkitan Desa', Menteri Marwan mimpi desa mandiri
Dalam membangun desa pihaknya menggunakan pendekatan yang bersifat partisipatif.
Menteri Desa PDT dan Transmigrasi, Marwan Jafar hari ini mengeluarkan sebuah buku berjudul 'Kebangkitan Desa'. Buku yang memiliki tebal 500 halaman ini merupakan potret dari Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi dalam membangun Indonesia yang dimulai dari desa-desa.
"Desa harus berdikari, desa harus mandiri harus punya suara sendiri dan jangan hanya menunggu dari pusat karena yang lalu-lalu terlalu sentralistik," kata Marwan usai acara launching buku Kebangkitan Desa di Balai Makarti, Jakarta Selatan, Kamis (25/2).
Saat ini, kata dia, dalam membangun desa pihaknya menggunakan pendekatan yang bersifat partisipatif. Sehingga desa melalui musyawarah bisa menentukan programnya sendiri.
"Buku ini menjadi bukti bahwa kita punya konsep tersendiri membangun Indonesia mulai dari desa dari perbatasan itu juga. Ini konsep awal dari cita-cita kita dalam memajukan Indonesia dari desa. Maka ke depan kita akan cari terobosan-terobosan dahsyat ini permulaan awal dari kementerian baru," papar Marwan.
Dia menegaskan dana desa nantinya tidak akan dikelola oleh pihak ketiga. Dana desa harus dikelola desa agar roda perekonomian di desa berjalan.
"Saya sudah pidato di mana-mana dengan kepala desa bahwa dana desa tidak boleh dijadikan pihak ketiga, dana desa tidak boleh ditenderkan, dana desa harus dikelola oleh desa masing-masing," lanjut dia.
Katanya, dengan cara seperti itu dana desa itu tidak kembali ke kota melainkan berputar di desa saja. Sehingga apa yang disebut tercipta program padat karya. "Seperti membeli batu bata, membeli pasir di desa itu. Kecuali memang sudah tidak ada baru ke tempat lain. Intinya pergerakan ekonomi semua bergerak di situ," terangnya.