Kemarau panjang di Kaltara, warga mesti jalan 4 hari beli sembako
Warga tidak bisa lagi menggunakan perahu buat bepergian membeli sembako, karena sungai mengering.
Kabupaten Malinau di Provinsi Kalimantan Utara tengah dilanda kemarau berkepanjangan. Buat membeli sembako, warga di dua kecamatan, Pujungan dan Bahau Ulu, harus berjalan empat hari menyusuri sungai di Kabupaten Bulungan.
Minimnya stok sembako di kedua kecamatan itu berakibat harga sembako melonjak. Keterangan diperoleh, Sungai Bahau di Kabupaten Malinau mengering akibat kemarau. Warga biasanya membeli sembako di desa di Bulungan, lantaran jaraknya lebih dekat, menggunakan perahu panjang. Akibat permukaan sungai mengering, warga menjadi kesulitan.
Dikonfirmasi merdeka.com, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Malinau, Elisa, membenarkan kemarau berkepanjangan mengakibatkan warga di 2 kecamatan itu, kesulitan mendapatkan sembako. Dikatakan Elisa, warga menggantinya dengan menggunakan transportasi perahu kecil.
"Sungai dangkal, banyak jeram. Jadi, warga di dua kecamatan itu, misal di desa Long Alango Bahau Ulu, menarik kapal berjalan menelusuri sungai ke Bulungan, beli sembako. Kalau perjalanan lancar, bisa 4 hari berjalan menarik perahu ke Bulungan," kata Elisa, Senin (14/3).
Satu perahu kecil pun, menurut Elisa, hanya sanggup memuat 150 kilogram sembako. Sulitnya mendapatkan sembako, menyebabkan harganya dan bahan bakar minyak (BBM) melonjak.
"Bensin sekarang Rp 30 ribu per liter. Itu pun terbatas, untuk bensin motor berkebun dan ke ladang," ujar Elisa.
Hingga siang tadi, menurut Elisa, Pemkab Malinau telah mengangkut sembako menggunakan pesawat Cessna, yang mampu mengangkut hingga 760 kilogram sembako. BPBD, kata dia, bertindak sebagai pendistribusi sembako kepada warga setempat.
"Sudah kita terbangkan ke Pujungan dan Bahau Ulu. Stok sembako di kedua kecamatan itu memang sudah sangat minim, harga kebutuhan mahal," ucap Elisa.
Dari keterangan didapat BPBD Malinau, selain harga bensin Rp 30 ribu per liter dan terbatas, harga kebutuhan lainnya ikut melonjak. Antara lain seperti minyak makan Rp 150 ribu per 5 liter, gula pasir Rp 25 ribu sampai Rp 50 ribu per kilogram, mie instan Rp 3 ribu sampai Rp 5 ribu per bungkus, telur ayam Rp 4 ribu sampai Rp 5 ribu per butir, minyak tanah Rp 25 ribu sampai Rp 50 ribu per liter, serta garam Rp 10 ribu Rp 12 ribu per bungkus.
"Harga-harga itu berdasarkan laporan dan komunikasi kami dengan warga setempat," tutup Elisa.