Kemenhub klaim punya jurus ampuh antisipasi macet arus balik
Kemenhub telah berkoordinasi dengan Korlantas dan pengelola tol untuk antisipasi macet arus balik.
Dirjen Hubungan Darat Kementerian Perhubungan Pudji Hartanto mengaku telah melakukan koordinasi dengan Korlantas untuk mengantisipasi kemacetan arus balik. Sebab, diperkirakan arus balik bakal mengalami kemacetan parah seperti arus mudik.
"Pertama rapat dengan Kakorlantas saya ingin tahu rekayasa lantas Polri dari mulai Jabar, Jatim, Jateng, dan PMJ. Jadi dia merekayasa lantas, akan berat lagi masuk Jakarta," kata Pudji saat dihubungi wartawan, Jakarta, Rabu (6/7).
Dijelaskan Pudji, dalam rapat koordinasi itu, Kemenhub dan Korlantas sepakat untuk mengantisipasi kemacetan,
polisi mulai melakukan rekayasa pengalihan lalu lintas sejak H+2 atau H+3.
"Dilakukan lebih awal. Pada saat puncak, misal H+2 atau H+3 itu, masuk Brebes harus pengalihan lebih awal arusnya dilakukan," ujar dia.
Selain itu, jajaran Polda Jateng dengan Jabar pun harus terus berkoordinasi untuk memastikan situasi kepadatan jumlah kendaraan saat arus balik nanti.
"Koordinasi harus bagus Polda Jateng dan Jabar kalau pengalihan ke Jabar. Kemudian setelah itu masuk di DKI, PMJ harus bersinergi dengan pengelola jalan tol dalam hal ini BPJT," jelas Pudji.
"Itu di Cikarang Utama akan terjadi. Kalau prediksi stuck, kalau tidak dilakukan rekayasa lantas sebelum Cikarang Utama. Ada Karawang Timur, Barat, ada Karawang. Kalau tidak dibagi walau itu tertumpu pada jalur lama, yaitu Bekasi, Kampung Melayu akan ketemu. Kalau dibagi itu tidak masalah," timpal dia.
Jika nantinya terjadi kemacetan parah, Kemenhub berharap pihak pengelola jalan tol ikut membantu percepatan jalan dengan cara membiarkan mobil tidak membayar uang tol.
"Risiko kalau Cikarang Utama itu kosong, dari awal berani pengelola jalan tol gratiskan jalan tol sesaat. Kalau macet 10 km dan di depannya kosong, nah itu harus percepatan. Gratiskan cepat," ucap Pudji.