Kemenhub siapkan 10 bandara darurat antisipasi erupsi Gunung Agung
Kemenhub siapkan 10 bandara darurat antisipasi erupsi Gunung Agung. PT Angkasa Pura I airport Ngurah Rai Bali, telah ancang-ancang jika Gunung Agung meletus. Pihaknya telah memilih lima bandara jadi alternatif penerbangan bila terjadi erupsi Gunung Agung. Namun Kemenhub siapkan 10 bandara.
Gunung Agung di Bali terus menunjukkan tanda-tanda hendak memuntahkan lahar. Statusnya bahkan sudah dinaikkan menjadi awas.
PT Angkasa Pura I airport Ngurah Rai Bali, telah ancang-ancang jika Gunung Agung meletus. Pihaknya telah memilih lima bandara jadi alternatif penerbangan bila terjadi erupsi Gunung Agung. Namun Kemenhub siapkan 10 bandara.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan ada 10 Bandara untuk mengantisipasi peningkatan aktivitas Gunung Agung. Itu disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumedi usai menggelar rapat dengan jajaran Kemenhub dan stakeholder setelah pembukaan acara Asia Europe Meeting Transport Minister Meeting (ASEM TMM) di Hotel Westin Nusa Dua.
Kata dia, 10 bandara yang ditetapkan sebagai peralihan jika Bandara Ngurah Rai Baki ditutup akibat erupsi Gunung Agung, disebutkannya sebagai berikut: Jakarta, Makassar, Surabaya, Balikpapan, Solo, Ambon, Manado, Praya, Kupang, Banyuwangi.
"Kesepuluh bandara tersebut sebagai bandara alternatif bagi pesawat yang melayani rute penerbangan ke Bandara Ngurah Rai yang ditutup apabila terdampak debu vulkanik Gunung Agung," kata Menhub Budi.
Dirinya memperkirakan terdapat 5.000 penumpang yang akan terdampak bila bandara Ngurah Rai ditutup akibat erupsi Gunung Agung.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Menhub mengatakan, telah menyiapkan dua rencana yaitu rencana pertama memindahkan penumpang ke rute Banyuwangi dan Praya, dan rencana kedua antara Banyuwangi dan Surabaya melalui jalur darat.
"Kita menyiapkan 100 bus untuk mobilisasi penumpang keluar Bali melalui Banyuwangi, Surabaya dan Praya. Dari jumlah 5.000 penumpang yang diperkirakan terdampak, 70 persennya diperkirakan akan keluar dari Bali. Sedangkan 30 persennya merupakan penumpang yang berasal dari Bali sehingga tidak diperlukan kendaraan untuk mengantar," jelas Menhub.
Untuk penanganan penumpang selanjutnya, setelah tiba di Surabaya, Banyuwangi dan Praya diserahkan kepada masing-masing maskapai penerbangan.
Lebih lanjut, Menhub mengatakan, kesepuluh bandara yang disiapkan adalah untuk alternatif pendaratan (divert) terhadap pesawat yang sudah terbang menuju Bali.
"Masing-masing otoritas harus berkoordinasi dengan instansi terkait contohnya jika turis tersebut harus over stay karena kejadian erupsi Gunung Agung maka Imigrasi harus memberikan bantuan terkait perpanjangan visa turis tersebut. Untuk kelancaran barang-barang bantuan saya minta agar berkoordinasi dengan Bea Cukai," papar Menhub.