Kemenkes Sebut Kasus Covid-19 Menurun 18% Dibandingkan Pekan Lalu
Pemerintah tetap berkomitmen tinggi terhadap transparansi data dan untuk melakukan perbaikan terus menerus terhadap kualitas data nasional.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memahami adanya keterlambatan terkait pelaporan kasus terkonfirmasi, sembuh maupun meninggal akibat Covid-19, dalam dua bulan terakhir. Saat ini, masih lebih dari 50 ribu kasus belum terupdate status akhirnya.
"Kementerian Kesehatan mendukung pemerintah daerah untuk menyelesaikan updating kasus ini dalam waktu sesingkat-singkatnya, agar sesegera mungkin kita dapat menyajikan data yang lebih akurat dan tepat waktu," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, Sabtu (14/8).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kenapa Kemenkes memvaksinasi monkeypox? Kementerian Kesehatan juga akan melakukan vaksinasi monkeypox terutama pada populasi yang berisiko
-
Apa yang membuat kelelawar rentan terhadap penyebaran virus? Salah satu faktor utama yang membuat kelelawar menjadi vektor utama penyakit adalah keanekaragaman spesiesnya. Saat ini, diperkirakan ada sekitar 1.000 spesies kelelawar yang tersebar di seluruh dunia, menjadikannya salah satu ordo mamalia yang paling beragam. Keanekaragaman ini menciptakan peluang yang lebih besar bagi virus untuk bermutasi dan menginfeksi berbagai spesies kelelawar, sehingga meningkatkan kemungkinan penyebaran ke manusia.
-
Siapa yang memimpin aksi demo petani Kendeng saat pandemi COVID-19? Aksi demo petani Kendeng kembali dilakukan saat pandemi COVID-19. Kala itu mereka menolak aktivitas penambangan yang dianggap berpotensi merusak lingkungan.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Bagaimana adenovirus menyebar? Adenovirus menular melalui batuk, bersin, kontak langsung dengan penderita, atau menyentuh benda yang terkontaminasi virus. Adenovirus juga dapat menyebar melalui feses penderita, misalnya saat mengganti popok.
Dia menegaskan, angka kematian tidak dihilangkan dari laporan harian yang disampaikan kepada publik setiap harinya. Saat ini komponen angka kematian sedang dilakukan perbaikan untuk kita dapat menentukan level PPKM lebih tepat.
Nadia memastikan, pemerintah tetap berkomitmen tinggi terhadap transparansi data dan untuk melakukan perbaikan terus menerus terhadap kualitas data nasional.
Nadia menjelaskan, secara nasional, terjadi penurunan kasus konfirmasi sebanyak 18% dibandingkan dengan pekan sebelumnya. Akan tetapi terdapat varian di setiap provinsi.
Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Aceh, Gorontalo, dan Bangka Belitung mencatatkan peningkatan kasus lebih dari 20% dibandingkan dengan pekan sebelumnya. Penurunan kasus signifikan terutama terjadi di DKI Jakarta dan Jawa Barat yang sangat mempengaruhi tren penambahan kasus secara nasional.
Terkait testing rate dan positivity rate, menurut Nadia, merupakan indikator yang tidak dapat dipisahkan. Positivity rate hanya dapat diinterpretasikan jika target tes yang menunjukkan bahwa surveilans adekuat mencapai target minimal 1 orang per 1.000 penduduk per pekan.
Secara nasional testing rate saat ini adalah 3.53 per 1.000 penduduk per pekan dengan positivity rate mingguan sebesar 23.6% walau tren positivity rate terus menurun di awal Juli 30.1%, dan saat ini menurun hingga 22.5%.
Nadia memaparkan, adapun provinsi yang belum mencapai target testing tersebut yaitu Aceh, Lampung, Jawa Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat dan Maluku. Untuk itu, pihaknya terus menggalakkan pelacakan kontak erat karena itu merupakan kunci untuk menemukan kasus lebih awal, agar segera diisolasi/karantina sehingga tidak menyebar dengan terus melibatkan semua pihak, terutama TNI dan Polri, jumlah kontak erat yang dilacak semakin meningkat.
Pemerintah juga terus mengupayakan tracing ditingkatkan dengan memperbaiki sistem aplikasi pencatatan dan pelaporan. "Diharapkan semua daerah dapat meningkatkan dan mempertahankan testing terutama untuk kasus-kasus suspek dan kontak erat yang ditemukan,” ujar dia.
Selanjutnya, kata Nadia, per 12 Agustus, tidak ada provinsi yang mencatatkan Bed Occupancy Rate (BOR) atau keterisian tempat tidur isolasi lebih dari 80%. Tentunya hal ini menggembirakan sehingga dapat menekan beban sistem kesehatan di rumah sakit.
"Namun untuk BOR ICU, terdapat 4 provinsi dengan BOR ICU lebih dari 80% yaitu Bali, Kalimantan Timur, Bangka Belitung, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Riau,” kata dia.
Lebih lanjut, Nadia mengatakan, Pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat yang dilanjutkan dengan PPKM level 3 dan level 4 di wilayah Jawa dan Bali telah dilaksanakan sejak 3 juli 2021 sampai dengan saat ini.
Secara nasional, berdasarkan perhitungan menggunakan 6 indikator Kementerian Kesehatan, jumlah provinsi di level 4 menurun dari pekan lalu. Seperti di Pulau Jawa, Jawa Barat dan Banten sekarang sudah level 3.
Menurutnya, angka pekan kejadian kasus atau insidensi di Pulau Jawa dan Bali tampak menurun dalam 2-3 terakhir yang berdampak besar pada penurunan insidensi kasus secara nasional.
Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa insidensi kasus meningkat di wilayah-wilayah luar Pulau Jawa-Bali, sehingga harus terus memperkuat upaya testing, lacak dan isolasi, serta meningkatkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan, sekaligus mengantisipasi lonjakan kasus yang dapat menekan sistem kesehatan terutama rumah sakit di wilayah luar Jawa.
Dia menjelaskan, beberapa provinsi yang menunjukkan penurunan kasus harian di mana terjadi penurunan yang signifikan jumlah kasus yang masuk rumah sakit. Sekitar 90% kasus ada di masyarakat dan menjalani isolasi mandiri maupun isolasi terpusat sehingga diharapkan tidak ada kasus yang terlambat rujuk karena ketidaktahuan terkait tanda-tanda bahaya. Apalagi dengan catatan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, BOR yang semakin menurun diharapkan pasien-pasien dengan gejala berat bisa mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Nadia mengingatkan, pasien yang dapat menjalani isolasi mandiri hanya yang tidak bergejala atau memiliki gejala ringan tanpa sesak. Penurunan kasus dan penurunan jumlah orang yang masuk rumah sakit adalah tanda yang positif
dimana tekanan dan beban kepada rumah sakit semakin berkurang.
"Kita berharap segala upaya yang sudah kita lakukan melalui kegiatan testing, lacak dan isolasi, vaksinasi dan peningkatan kepatuhan terhadap protokol terus kita pertahankan dan tingkatkan,” tandasnya.
Baca juga:
Inspirasi di Kala Pandemi, Sebar Ratusan Paket Sembako bagi Warga Terdampak Covid-19
Alasan Pemerintah Kenakan Uji Validitas Antigen Tarif Rp694.000
Dalang di Gunungkidul Sebut Pandemi Covid-19 Segera Berakhir, Begini Penjelasannya
Indonesia Peringkat 10 Vaksinasi Covid-19 Terbanyak di Dunia
Cerita WNA Positif Covid-19 di Medan, Datangi Pos Penyekatan & Minta Diantar Isoman
Pasien Covid-19 Dirawat di RSD Wisma Atlet Kembali Menurun, Tersisa 1.530 Orang
Graha Wisata Ragunan Dijadikan Tempat Isolasi Atlet Pelatda Terpapar Covid-19