Kemenkes Tegaskan Vaksin Covid-19 Gotong Royong Tidak Diperjualbelikan
Sebelum melaksanakan vaksinasi Covid-19 gotong royong, pihak swasta atau perusahaan harus menyerahkan nama calon penerima vaksin kepada Kementerian Kesehatan.
Juru bicara vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menegaskan vaksin Covid-19 mandiri atau gotong royong hanya diperuntukkan bagi karyawan atau buruh dan keluarganya. Vaksin Covid-19 gotong royong tidak bisa diperjual belikan.
"Jadi tidak akan ada penjualan vaksin gotong royong ini kepada individu," tegasnya dalam konferensi pers, Jumat (26/2).
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
Nadia menyebut, vaksin Covid-19 gotong royong disediakan pihak swasta atau perusahaan untuk karyawannya secara gratis. Sebelum melaksanakan vaksinasi Covid-19 gotong royong, pihak swasta atau perusahaan harus menyerahkan nama calon penerima vaksin kepada Kementerian Kesehatan.
"Dalam pelaksanaannya, perusahaan ini akan melakukan vaksinasi gotong royong harus melaporkan jumlah karyawan atau karyawati atau keluarga yang terkait dalam satu keluarga yang merupakan karyawan atau karyawati dari perusahaan tersebut kepada Kemenkes," jelasnya.
Sebelumnya, Nadia mengatakan jenis vaksin Covid-19 yang digunakan dalam vaksinasi gotong royong berbeda dengan program vaksinasi gratis pemerintah.
"Kami tegaskan kembali bahwa jenis vaksin Covid-19 yang akan digunakan dalam pelaksanaan vaksinasi gotong royong berbeda dengan jenis vaksin Covid-19 yang akan digunakan dalam vaksinasi program pemerintah," jelasnya.
Jenis vaksin Covid-19 yang digunakan pemerintah dalam program vaksinasi gratis adalah Sinovac, AstraZeneca, Novavax dan Pfizer. Sedangkan vaksinasi Covid-19 gotong royong tidak bisa menggunakan empat jenis vaksin tersebut.
"Saya ulangi sekali lagi jenis vaksin gotong royong tidak akan menggunakan vaksin Sinovac, vaksin AstraZeneca, vaksin Novavax dan vaksin Pfizer. Sehingga dengan ini kita bisa memastikan tidak ada kebocoran vaksin tersebut yang akan digunakan untuk vaksin gotong royong," tegasnya.
Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 gotong royong akan bersamaan dengan vaksinasi gratis pemerintah. Upaya bersama ini bertujuan untuk mempercepat pembentukan kekebalan kelompok atau herd immunity.
"Tentunya akan ada waktu atau periode pelaksanaan vaksinasi gotong royong dan vaksinasi pemerintah akan dilakukan secara bersamaan," katanya.
Nadia menyebut, target penyelesaian vaksinasi Covid-19 gotong royong dan pemerintah sama. Yakni, harus selesai dalam waktu satu tahun.
"Artinya, vaksinasi ini harus bisa kita selesaikan pada Desember 2021," tandasnya.
Baca juga:
Vaksinasi Covid-19 Gotong-Royong Sasar Para Buruh dan Diberikan Gratis
Anggota, Keluarga Hingga Sopir Divaksinasi di DPR, Totalnya Hampir 12 Ribu
Wagub DKI Pastikan Sosialita Helena Lim bisa Divaksinasi Covid-19 Tahap 2
Formappi Soal Vaksinasi DPR: Harusnya Jadi Promosi, Justru Ajang Petak Umpet
Kemenkes: Vaksin Covid-19 Mandiri Beda dengan Program Pemerintah