Kemenristek sidak Kampus STIE ISM di Tangerang yang diduga bodong
Saat disidak ketua Yayasan tidak bisa menunjukkan mahasiswa dan database mahasiswa aktif.
Kemenristek melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke kampus yang diduga hanya menjual ijazah, yakni ke STIE Indonesia School of Management (ISM) di Kompleks Mahkota Mas Blok E, Cikokol, Kota Tangerang, Jumat (11/09).
Yayasan yang terletak persis di belakang Transmart itu ketika disidak tak dapat menunjukkan mahasiswa dan database mahasiswa aktif serta yang tak pernah mendaftar.
Tampak Ketua Yayasan M Mardiana tidak bisa menyebutkan berapa jumlah mahasiswa yang wisuda. Dia juga hanya ingat-ingat dan berkata seadanya tanpa disertai data, sambil berpikir-pikir.
"Karena kami sedang fokus mengurus gedung untuk kampus baru di Tigaraksa," kata Mardiana.
Dia sendiri mengatakan baru menjabat tahun 2015. "Ada manajemen lama dan baru," tuturnya.
Dia juga mengaku sampai dengan saat ini tidak tahu berapa kelas. Bahkan tidak tahu anggaran tahunan. "Sebulan Rp 400.000. Masih nombok kita dari sana sini," katanya.
Sedangkan biaya kuliah ditransfer ke rekening pribadi dirinya. Saat ditanya mana mahasiswanya, dia mengaku mahasiswanya hanya ambil kelas malam. "Kelas karyawan saja" ujarnya.
Ironisnya, ketika ditanya mana dosennya, dia langsung memanggil-manggil sejumlah orang di ruangan itu seraya . "Dosen-dosen kumpul," teriaknya.
Namun, tak ada yang menyahut. Tak berselang baru lah dua orang masuk ke ruangan yang digelar untuk diperiksa. Namun, anehnya 'sang dosen' tak saling kenal dan mengaku belum kebagian mahasiswa.
"Saya hanya tahu nama panggilan saja, di panggilnya dosen ISM," terang I Gusti Kade Birawan dosen yang mengaku lulusan Universitas Satya Negara Jakarta Selatan, dan mengambil S2 di Pejoeang 45, di Jalan Halimum, Jakarta Selatan saat ditanya pemeriksa dari Kemenristek.
Dia juga mengatakan, sekali masuk mahasiswa mencapai 40 orang. "Saya dosen tetap di sini," jelasnya.
Ketua Tim Ijazah Palsu, Supriyadi Rustad dari Kemenristek mengatakan, dugaan sementara kampus itu bodong. Pihaknya kata dia, sering melakukan sidak ke sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk di Bali dan Depok. Awalnya, tim mendengar soal adanya pembuatan ijazah palsu pada kampus ini.
"Kami sudah incar lama ini. Anda lihat sendiri pengelola tak paham sama sekali, SKS saja tak paham. Ijazah kok dikeluarkan dengan nomor yang ganda. Sakit keras ini, dosen pun tak memenuhi syarat," tuntasnya.