Kenangan warga saat Sertu Aang jadi imam tarawih dan aktif di masjid
Warga mengingat masjid Al-Mumin menjadi ramai setelah Sertu Aang terlibat dalam kepengurusan.
Duka mendalam masih menyelimuti warga Babakan Cianjur, Kelurahan Campaka, Kecamatan Andir, Kota Bandung. Mereka kehilangan sosok Sertu Aang Subarya yang tewas dalam insiden jatuhnya pesawat Hercules C130 milik TNI AU di Medan.
Dua hari sebelum kepergiannya, tepatnya pada Minggu 28 Juni 2015, anggota Depo Pemeliharaan (Depohar) 70 Lanud Sulaiman Bandung itu seolah mengisyaratkan salam perpisahan pada warga. Pada malam hari itu, Aang sempat menjadi imam salat tarawih di Masjid Al-Mumin Bandung, dekat rumahnya.
"Minggu itu almarhum menjadi imam tarawih," kata Entis Sutisna (43 tahun) di sela-sela pemakaman Aang, Kamis (2/7).
Berbagai nasihat disampaikan Aang yang aktif di masjid binaannya itu. Sehari kemudian, menurut dia Aang pamit hendak berdinas dalam misi menjalankan operasi bantuan pemeliharaan lapangan di Tanjung Pinang, Riau.
"Ternyata Senin itu menjadi hari terakhir ketemu keluarga," ujar Entis.
Masjid Al-Mumin sangat kehilangan sosok religius. Aang merupakan ketua DKM masjid yang ada di gang sempit itu.
"Di luar kedinasan sebagai AURI, almarhum ini aktif di masjid. Sekitar lima bulan terakhir, masjid ini jadi ramai setelah dia dipilih jadi ketua DKM. Padahal selama sepuluh tahun sebelumnya masjid ini seperti vakum," ucap Entis.
Menurut Entis, Aang saban hari memang menyempatkan diri salat di masjid itu. "Magrib sampai Isya di masjid. Dan biasanya subuh juga di masjid," lanjut Entis.
Siang harinya, Aang berdinas di Lanud Sulaiman Bandung. "Tapi di tempat dinasnya juga sebagai pengurus masjid," tambah Entis.
Aang kini telah pergi selama-lamanya. Prajurit TNI AU itu dimakamkan di TPU warga di RW 07, Kelurahan Campaka, Kecamatan Andir, Kota Bandung. Prosesi pemakaman dilakukan secara militer.