Kepala BIN: Tokoh Papua yang Bertemu Jokowi Komitmen Jadi Ujung Tombak NKRI
Kepala BIN: Tokoh Papua yang Bertemu Jokowi Komitmen Jadi Ujung Tombak NKRI. Budi Gunawan turut ikut mendampingi Jokowi saat bertemu dengan para tokoh adat, agama, masyarakat, serta kepala suku Papua dan Papua Barat. Mereka menyampaikan sejumlah aspirasi untuk memajukan Papua. Aspirasi itu diwakilkan oleh Ketua DPRD.
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan menyebut 61 tokoh Papua dan Papua Barat yang hadir di Istana Negara untuk bertemu Presiden Joko Widodo atau Jokowi merupakan ujung tombak NKRI. Menurut dia, para tokoh yang hadir ini telah berkomitmen untuk memajukan Papua.
"Mereka semua sudah berkomitmen untuk siap menjadi ujung tombak, ujung tombak bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), demi untuk kemajuan Papua," kata Budi Gunawan di Istana Negara Jakarta, Selasa (10/9).
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Apa isi dari gugatan terhadap Presiden Jokowi? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Apa yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Papua? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
Budi Gunawan turut ikut mendampingi Jokowi saat bertemu dengan para tokoh adat, agama, masyarakat, serta kepala suku Papua dan Papua Barat. Mereka menyampaikan sejumlah aspirasi untuk memajukan Papua. Aspirasi itu diwakilkan oleh Ketua DPRD Jayapura Abisai Rollo.
Setidaknya, ada 9 hal yang menjadi permintaan para tokoh adat kepada Jokowi. Permintaan itu antara lain, pemekaran provinsi 5 wilayah, pembentukan badan nasional urusan tanah Papua, penempatan pejabat eselon I dan eselon II di kementerian dan TPMK, pembangunan asrama nusantara di seluruh kota, wilayah dan menjamin mahasiswa Papua.
Kemudian, usulan revisi UU konsus dalam prolegnas dalam 2020, menerbitkan Inpres untuk pengangkatan ASN Kolonel di tanah Papua, percepatan palapa ring timur Papua, mengesahkan lembaga adat dan anak, serta membangun istana presiden RI di Papua di Ibu Kota Provinsi Papua, Jayapura.
Jokowi sendiri menyambut baik usulan tokoh Papua agar membangun Istana Kepresidenan di Papua. Mantan Walikota Solo itu memastikan bahwa pembangunan Istana Kepresidenan di Papua akan dimulai pada 2020.
"Mudai tahun depan Istana akan dibangun di sana," tutur Jokowi di Istana Negara.
Dia menyatakan akan mengatur waktu untuk segera berkunjung ke Papua. Kedatangan Jokowi itu untuk meresmikan Jembatan Holtekamp atau Jembatan Merah di Jayapura dan melihat perkembangan pembangunan infrastruktur Trans Papua.
"Mungkin kalau saya akan berusaha (ke Papua) bulan ini ke sana, tetapi kalau meleset di Oktober. Karena saya ingin meresmikan Jembatan Holtekamp dan juga jalan Jalan Trans Papua yang sudah diselesaikan oleh Kementerian PU saya akan cek," ujarnya.
Baca juga:
Internet di 6 Wilayah Papua Ini Masih Diblokir
Tokoh Papua minta Revisi UU Otsus, Mendagri akan Kaji dengan Menkeu dan Bappenas
Cari Benang Merah Permasalahan Papua, Polisi Lacak Penyandang Dana Veronica Koman
Bertemu Tokoh Adat, Jokowi Cerita Harga BBM dan Semen di Papua
VIDEO: Tokoh Papua Sumbang 10 Ha Tanah untuk Istana Presiden di Bumi Cendrawasih
Presiden Jokowi akan Paksa BUMN Terima 1.000 Sarjana asal Papua