Kerap dirazia, napi & sipir LP Samarinda tak jera terlibat narkoba
Ponsel dan narkoba mudah diselundupkan ke dalam LP karena permainan para napi dan sipir.
Narapidana dan sipir di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Samarinda, Kalimantan Timur, nampaknya memang tidak pernah kapok terlibat dengan narkoba. Padahal, konon razia rutin digelar.
Banyak dari napi ketahuan mempunyai ponsel dan sabu di dalam penjara. Apalagi setelah terbongkarnya empat pegawai Lapas dan seorang napi terkait kasus kepemilikan narkoba jenis sabu.
"Sudah diperingatkan keras, siapapun. Tangkap tangan sabu atau pun termasuk handphone, silakan tindak lanjut," kata Kepala Lapas Klas IIA Samarinda, Imam Setya Gunawan, kepada wartawan, Senin (2/5).
Imam menyatakan sudah beberapa kali melakukan pemeriksaan dadakan buat pegawai Lapas yang bertugas pada pagi, siang, dan malam.
"Sudah sering razia handphone di dalam sel. Baru-baru ini, ada lebih seratus unit handphone kita musnahkan. Ini kok masih ada handphone di dalam sel. Nah, ada indikasi tidak keterlibatan oknum pegawai kita memasukkan handphone ke dalam," ujar Imam.
Penangkapan Dedi Kurniawan (26), sipir Lapas Samarinda terkait kasus narkoba di balik jeruji cukup mengejutkan. Kecurigaan keterlibatan Dedi memasukkan sabu ke dalam Lapas akhirnya terbukti. Sebelumnya juga, melalui hasil tes, kandungan urine-nya dinyatakan positif mengandung sabu.
"Sudah pernah tes urine ke Dedi, dan positif. Kita tuangkan dalam berita acara, kita panggil istrinya untuk kita tindaklanjuti," lanjut Imam.
"Dia (Dedi Kurniawan) memang tadi malam tertangkap tangan ambil barang (sabu) dari luar kantor, pesanan seseorang di dalam Lapas. Sedikit mengarah dia terlibat. Polisi nanti bisa membongkar, siapa-siapa di dalam Lapas yang bisa selundupkan handphone, siapa yang keterlibatan masalah itu (sabu) akan lebih baik. Kita lagi perdalam, ada lagi tidak yang terlibat di dalam Lapas. Itu akan kita ketahui nanti," papar Imam.
Dedi dan tiga pegawai Lapas dan juga seorang napi ditangkap polisi, terkait dugaan bisnis narkoba jenis sabu di balik jeruji. Dedi yang bekerja di Lapas sejak 2009 lalu, selain diduga sebagai pengedar, juga disangka sebagai pengguna narkoba.