Ketua Purnawirawan TNI AD serang Jokowi dan Luhut soal Simposium 65
"Mohon maaf kepada presiden kita, setiap dia pulang dari luar negeri pasti membawa oleh-oleh seperti ini."
Ketua Purnawirawan TNI Angkatan Darat, Letjen TNI Purn Suryadi mengecam pernyataan Menko Polhukam, Luhut Binsar Panjaitan yang menyatakan pertemuan simposium beberapa waktu lalu sebagai pencarian sejarah tentang PKI.
"Statement Menko Polhukam mengatakan pertemuan ini ingin ungkap sejarah sebenarnya. Gila dia. Siapa sih dia itu?" kata Suryadi dalam acara Silaturahmi Purnawirawan TNI/Polri, Ormas Keagamaan dan Kepemudaan di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Jumat (13/5).
Dalam kasus ini dia menerangkan tidak ada yang perlu dilanjutkan dalam penelusuran sejarah itu. Menurut dia pemberontak itu menggantikan ideologi.
"Tidak ada yg salah tidak ada yang benar. Orang berontak untuk mengganti ideologi negara kok enggak salah," kata dia.
Suryadi justru mempertanyakan dana yang asal dana digunakan untuk menggelar simposium yang dilakukan oleh Menko Polhukam beberapa waktu lalu.
"Pertama adalah orang yang berbuat memberontak difasilitasi, kalau pemerintah memfasilitasi ini, duitnya dari mana? Anggarannya dari siapa? Tentunya pemerintah. Anggaran pribadi malah salah besar. Mohon maaf kepada presiden kita, setiap dia pulang dari luar negeri pasti membawa oleh-oleh seperti ini," ungkap Suryadi.
Mestinya kata dia, kalau tidak didanai dan difasilitasi oleh kekuatan yang besar, harus dicari siapa yang memberikan sokongan dana.
"Kekuatan yang besar di antaranya adalah oknum di pemerintahan. Bikin film, demo kegiatan di Jatim, tidak kecil. Dari mana uangnya? Ada kaitannya dengan reklamasi? Wallahualam, ada kaitannya dengan gubernur kita? Wallahualam. Mereka sudah di depan mata," tegas Suryadi.
Untuk itu, Suryadi mengajak masyarakat berbuat gerakan menolak tumbuhnya PKI dan menunjukkan pada para oknum pemerintah yang berniat membangkitkan PKI.
"Mari kita berbuat sesuatu, tunjukkan pada mereka. Kalo kita lebih banyak. Oknum pemerintah juga membiayai mereka ke luar negeri. Gila gila. Siapa dia? Mari kita sama-sama. Tunjukkan pada mereka, kita masih ada! Bukan dia!," tutup Suryadi.
Baca juga:
FUI minta TVRI siarkan lagi film Pengkhianatan G30S
Propaganda kebangkitan komunis cara lama halangi ungkap peristiwa 65
Prijanto setuju film G30SPKI diputar kembali secara rutin
Cuma di Jawa dan Sumatera, kuburan massal korban '65 ada 122 titik
Pemerintah jamin keselamatan pengungkap kuburan massal korban '65
Luhut naik pitam didesak ungkap kasus 65
-
Kapan peristiwa G30S PKI terjadi? Sesuai Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 28 Tahun 1975, G30S PKI adalah peristiwa pengkhianatan atau pemberontakan yang dilancarkan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) dan atau pengikut-pengikutnya terhadap Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 30 September 1965, termasuk gerakan atau kegiatan persiapan serta gerakan kegiatan lanjutannya.
-
Siapa yang memimpin PKI saat peristiwa G30S PKI terjadi? Di mana peristiwa ini dilancarkan oleh PKI yang saat itu dipimpin Dipa Nusantara (DN) Aidit dan Pasukan Cakrabirawa di bawah kendali Letnan Kolonel Untung Syamsuri.
-
Mengapa G30S PKI menjadi salah satu peristiwa kelam dalam sejarah Indonesia? Bagaimana tidak, G30S PKI dikenal sebagai salah satu upaya penghianatan besar yang pernah terjadi di Indonesia.
-
Apa tujuan utama dari peristiwa G30S PKI? Terdapat latar belakang dan tujuan tertentu yang berada di balik sejarah G30S PKI yang kelam ini. G30S PKI dilakukan bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan saat itu.
-
Kapan peristiwa G30S/PKI terjadi? Tanggal 30 September sampai awal 1 Oktober 1965, menjadi salah satu hari paling kelam bagi bangsa Indonesia.
-
Bagaimana cara para pelaku G30S PKI melakukan upaya penggulingan pemerintahan? Gerakan ini pada awalnya hanya mengincar Perwira Tinggi dan Dewan Jenderal dengan menculik mereka untuk dibawa serta disekap di Lubang Buaya. Akan tetapi dalam pelaksanaanya, 3 orang langsung dibunuh di tempat.