KH Zainuddin MZ, da'i sejuta umat dengan candaan khas
Materi dakwah yang disampaikan terkadang sesuai dengan keadaan masyarakat dan sangat menyentuh.
Pendekatan humanistis selalu digunakan KH Zainuddin MZ dalam berdakwah. Da'i Sejuta Umat julukan Zainuddin. selalu menyampaikan materi dakwahnya dengan bahasa ringan, sehingga mudah dimengerti. Dia juga berusaha menyampaikan pesan menyentuh bukan menyinggung siapa pun.
Sosok Zainuddin bisa dikatakan da'i langka yang pernah lahir. Ceramahnya selalu menyejukkan dengan diselingi sedikit candaan. Satu yang diingat adalah kata 'betul' yang selalu diucapkannya saat bertanya ke jemaah. Saking betahnya, bahkan ketika hujan turun dan matahari menyengat jemaah tidak mau bergeser dari tempat duduknya.
Perjalanan dakwah Da'i Sejuta Umat tidak hanya di Jakarta, tetapi merambah dari kota-kota besar sampai ke pelosok-pelosok desa, hampir di seluruh provinsi di Indonesia. Bahkan Asia dan Amerika juga sempat disinggahinya.
Ceramah-ceramah mantan Ketua Umum Partai Bintang Reformasi itu juga populer di radio dan televisi. Satu yang menjadi perhatian Zainuddin saat berdakwah, materi yang disampaikan terkadang disesuaikan dengan keadaan masyarakat, ini yang sangat menyentuh.
Kepiawaian ceramahnya sempat membawa Zainuddin ke dunia politik. Pada tahun 1977-1982 ia bergabung dengan PPP. Kehadiran pria kelahiran 2 Maret 1951 itu ternyata mampu mendongkrak perolehan suara PPP. Kondisi ini ternyata membuat resah penguasa Orde Baru.
Setelah merasakan panasnya suhu politik, Zainuddin akhirnya memilih mundur dari dunia yang penuh dengan kepentingan dan kerakusan itu. Hal itu dilakukan seiring juga dengan munculnya friksi di Partai Bintang Reformasi. Akhirnya, dia kembali ke jalur awal sebagai pendakwah.
Pada 5 Juli 2011, Zainuddin dipanggil menghadap Sang Khalik. Suami dari Kholilah ini tutup usia di Rumah Sakit Pusat Pertamina, karena serangan jantung dan gula darah. Meski sudah tak ada, namun ceramah-ceramah sang da'i akan terus dikenang.