Khofifah ingin Kemensos punya layanan unggulan buat tangani masalah sosial
Ketiga layanan unggulan yang kelak diharapkan dapat terwujud yaitu sebagai Pusat Unggulan Penanganan Fakir Miskin, Pusat Penelitian, Pengembangan dan Pelayanan Terpadu Anak dan Pusat Pelayanan dan Pusat Unggulan Layanan Dukungan Psikososial.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menginginkan kementerian yang dipimpinnya memiliki tiga layanan utama yang menjadi unggulan untuk menangani masalah sosial. Ketiga layanan unggulan yang kelak diharapkan dapat terwujud yaitu sebagai Pusat Unggulan Penanganan Fakir Miskin, Pusat Penelitian, Pengembangan dan Pelayanan Terpadu Anak dan Pusat Pelayanan dan Pusat Unggulan Layanan Dukungan Psikososial.
"Ini adalah impian besar kami agar Kementerian Sosial dapat terus menjadi bagian dari solusi permasalahan bangsa," katanya, Kamis (7/12).
Dia menjelaskan, berdirinya Pusat Penelitian, Pengembangan dan Layanan Anak Terpadu (PPPAT) merupakan upaya untuk merespons tingginya kekerasan terhadap anak, anak terlantar, anak jalanan, anak korban perdagangan orang dan sebagainya.
"PPPAT nantinya berlokasi di Yogyakarta. Pendirian balai ini mentransformasikan Pusat Penelitian Pengembangan dan Pelayanan dan Kesejahteraan Sosial Yogyakarta menjadi Pusat Penelitian, Pengembangan dan Pelayanan Anak Terpadu yang memberikan layanan secara holistik dan terintegrasi," ujar Khofifah.
Penelitian ini, lanjut Mensos, bersifat longitudinal. Dia mencontohkan saat anak datang untuk pertama kali akan dilakukan prakondisi anak. Kemudian dari hasil prakondisi dilakukan pengembangan diri anak dengan memberikan berbagai keterampilan, hingga sesuai kapasitas anak.
"Di PPPAT juga diberikan layanan psikososial anak. Kondisi setiap anak akan terus dipantau hingga yang bersangkutan sembuh atau semakin menunjukkan perkembangan yang baik. Itu semua dilakukan secara terpadu," tutur Mensos.
Sementara untuk Pusat Layanan Dukungan Psikososial, guna menangani korban bencana. Kehadiran Tim LDP sesaat setelah terjadinya bencana sangat penting mengingat kondisi Indonesia yang rawan bencana.
"Bencana juga berpotensi membuat korban bencana berpotensi menjadi miskin. Ini akan menimbulkan dampak psikologis mendalam bila tidak ditangani secara tepat. Pada masa inilah layanan dukungan psikososial amat diperlukan. Untuk mencegah trauma akibat bencana juga diperlukan terapi," ujarnya.
Sedangkan Pusat Unggulan Penanganan Fakir Miskin merupakan pusat kajian dan laboratorium penanganan fakir miskin yang dilengkapi dengan peta dan data kemiskinan, kesuksesan penanganan, model intervensi yang efektif, sehingga bisa digunakan tempat pembelajaran penanganan fakir miskin baik dari dalam maupun luar negeri.
"Intinya Pusat unggulan PFM ini akan menjadi rujukan berbagai pihak. Misalnya CSR Forum, lembaga pemerintah dan swasta, maupun akademisi. Mulai dari anak-anak hingga dewasa bisa belajar di sini. Meskipun saat ini Kemensos belum memiliki pusat unggulan penanganan fakir miskin, tetapi sudah ada sejumlah negara berkembang yang mengirim perwakilannya untuk belajar dari Kemsos dalam pengentasan kemiskinan hususnya bansos non tunai baik PKH maupun BPNT. Sehingga kehadiran lembaga ini dirasa cukup mendesak," tambah dia.
Dikatakan Khofifah inspirasi layanan ini merupakan impiannya sejak 19 tahun lalu. Tepatnya saat ia berkunjung ke China pada 1998 dan 2001 untuk meninjau Layanan anak jalanan dan anak terlantar di lembaga Research Children Center dan Pusat Pengentasan Kemiskinan (Taskin) di Beijing.