Khofifah: Sekarang 64 Persen Warga Jawa Timur Melihat ke Banyuwangi
Banyuwangi sendiri, dipilih menjadi tuan rumah pagelaran Simposium dan Pameran Inovasi Pelayanan Publik se-Jawa Timur, diharapkan semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bisa langsung datang untuk belajar.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyebut, saat ini banyak daerah di Jawa Timur telah mendengar keindahan dan memantau pertumbuhan Kabupaten Banyuwangi. Hal ini disampaikan Khofifah saat memberikan sambutan di acara Simposium dan Pameran Inovasi Pelayanan Publik se-Jawa Timur di Taman Blambangan, Banyuwangi, Rabu (24/4).
"Jadi hampir 64 persen mata melihat ke Banyuwangi, mendengar keindahan banyuwangi, dan menjadi pusat perhatian pertumbuhan," kata Khofifah.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Dimana insentif diserahkan kepada Banyuwangi? Insentif tersebut diserahkan langsung Menteri Keuangan, Sri Mulyani, kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, di Jakarta, Senin (6/11).
-
Apa yang dimaksud dengan santet Banyuwangi? Santet Banyuwangi punya sejarah panjang sejak zaman kerajaan. Banyuwangi dikenal dengan julukan kota santet. Kini santet sering hanya dipahami sebagai sesuatu yang buruk, padahal tidak demikian.
Banyuwangi sendiri, dipilih menjadi tuan rumah pagelaran Simposium dan Pameran Inovasi Pelayanan Publik se-Jawa Timur, diharapkan semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bisa langsung datang untuk belajar. Apalagi, di Banyuwangi juga telah menerapkan sistem pelayanan terpadu di satu atap bernama Mall Pelayanan Publik yang telah mengintegrasikan 199 jenis pelayanan pemerintahan.
"Simposium memberikan referensi best practice yang dilakukan OPD atau masyarakat, daripada ambil referensi ke luar negeri, kalau di sini ada referensinya lebih dekat, layanan publik yang mendekat pada pemenuhan kebutuhan masyarakat, itu yang harus terus kita update. Biar masing-masing tahu ada update inovasi dari OPD masing-masing daerah maupun kota sehingga bisa menjadi referensi bagaimana kita harus berbenah, meningkatkan efisiensi, kecepatan, profesionalitas, akuntabilitas kita, dalam pelayanan publik yang kita berikan," kata Khofifah.
Khofifah melanjutkan, di era desentralisasi saat ini pemerintah daerah memiliki otonomi yang kuat untuk mengelola kebijakannya. Dari situ, Khofifah berharap agar muncul partisipasi dari masyarakat untuk saling mengoreksi sehingga bisa memunculkan pelayanan yang menjadi kebutuhan.
"Kita jangan merasa paling tahu, kita jangan merasa paling benar, kita jangan merasa paling mampu, karena juga ada masyarakat yang akan memberikan respons, memberikan rekomendasi, termasuk memberikan penilaian. Ini harapannya adalah bottom up participation, di era bottom up dan digitalisasi maka mendekatkan layanan itu sudah menjadi kebutuhan," paparnya.
Saat keliling melihat berbagai inovasi pelayanan publik, Khofifah cukup lama melihat bagaimana pelayanan yang diberikan Samsat Jawa Timur. Inovasi yang diberikan Samsat saat ini pembayaran pajak kendaraan sudah bisa dilakukan melalui Indomaret.
"Mereka bisa ke Indomaret untuk membayarkan pajak motornya, kemudian mereka sudah bisa dapat respon dari gadget masing-masing, tinggal nanti dia mau ngeprint di rumah atau kantor, kalau mau yang berhologram berarti dia harus ngeprint di Samsat, ini akan menjadi referensi yang luar biasa, karena dari inovasi kepolisian, terutama Samsat ternyata peluncurannya di sini di Banyuwangi, di Jawa Timur," paparnya.
"Apa yang dilakukan Samsat menurut saya adalah inovasi yang sangat update, baik dari proses IT maupun proses yang mendekatkan diri pada kebutuhan masyarakat yang maunya lebih efektif, yang maunya lebih simpel, yang maunya lebih cepat, rasanya itu terjawab," tambahnya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas sempat berbagi capaian inovasi yang telah dikerjakan di Banyuwangi. Anas bercerita mulai bagaimana inovasi pelayanan publik, kesehatan, pendidikan, aksesibilitas, hingga di sektor pariwisata dibangun di Banyuwangi. Bagaimana Banyuwangi yang dulunya hanya dikunjungi 600 ribu wisata per tahun saat ini sudah mencapai 5,3 juta wisatawan per tahun.
"Dan yang belum beres ini cable car (di Kawasan Taman Wisata Gunung Ijen) di Banyuwangi, saya kira kalau ibu gubernur yang bilang, bantu akan cepat. Kalau ini sudah dibangun maka akan menjadi mesin penyedot kunjungan wisatawan," harap Anas.
(mdk/hhw)