Kini Sering Disalahpahami, Ini Kisah di Balik Santet Banyuwangi yang Bisa Membuat Lawan Jenis Jatuh Cinta
Santet Banyuwangi punya sejarah panjang sejak zaman kerajaan.
Santet Banyuwangi punya sejarah panjang sejak zaman kerajaan.
Kini Sering Disalahpahami, Ini Kisah di Balik Santet Banyuwangi yang Bisa Membuat Lawan Jenis Jatuh Cinta
Banyuwangi dikenal dengan julukan kota santet. Kini santet sering hanya dipahami sebagai sesuatu yang buruk, padahal tidak demikian. Santet merupakan warisan leluhur terus dilestarikan di Banyuwangi, khususnya oleh masyarakat adat Osing di Desa Kemiren.
-
Siapa yang menjadi korban santet? 'Semua permukaan eksterior dari guci awalnya tertutup teks yang mengandung lebih dari 55 nama yang diukir, puluhan di antaranya sekarang hanya bertahan sebagai huruf-huruf terpisah yang mengambang atau coretan pensil yang samar,' jelas Lamont.
-
Jagoan Banyuwangi itu apa? Jagoan Banyuwangi merupakan program inkubasi pengembangan usaha anak muda di bidang pertanian, bisnis, dan digitalisasi (startup) beserta turunannya yang digagas oleh Pemkab Banyuwangi.
-
Kenapa tempat wisata di Banyuwangi populer? Mencari tempat wisata Banyuwangi yang populer memang tak sesulit yang dibayangkan. Sebab, kota di ujung timur Pulau Jawa ini rasanya memiliki begitu banyak tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi.
-
Kenapa aroma kemenyan dikaitkan dengan santet? Aroma kemenyan sudah dikenal luas sebagai sesuatu yang memiliki hubungan kuat dengan hal-hal mistis. Bau ini konon akan muncul ketika seseorang mengirimkan santet atau guna-guna kepada orang lain.
-
Kenapa Banyuwangi jadi surga mancing mania? Pasalnya, daerah ini memiliki banyak spot memancing dan jenis ikannya variatif.
-
Apa itu Sobat di Banyuwangi? Pemkab Banyuwangi telah meluncurkan Sekolah Orang Tua Hebat (Sobat) yang memfasilitasi sekolah parenting untuk orang tua.
Sejarah
Sejak dahulu, masyarakat suku Osing dikenal dengan kesaktiannya. Pada tahun 1639 saat Kerajaan Mataram Islam mencoba menginvasi Kerajaan Blambangan, para prajurit Mataram Islam membuktikan sendiri kesaktian masyarakat suku Osing. Pihak Kerajaan Mataram Islam pun menyusun siasat. Warga suku Osing yang laki-laki jadi sasaran percobaan setiap kali mereka membuat pusaka. Jika pusaka itu berhasil menumbangkan warga Osing, maka baru diakui sakti.
Sementara warga suku Osing yang perempuan diminta menyusui anak-anak raja. Pihak Kerajaan Mataram Islam yakin bahwa anak-anak yang menyusu pada perempuan Osing akan tumbuh kuat.
Stigma
Munculnya stigma buruk pada santet Banyuwangi bermula saat peristiwa G30S pada tahun 1965. Saat itu, Banyuwangi menjadi salah satu basis terkuat Partai Komunis Inodnesia (PKI). Mereka ini dianggap orang yang tidak beragama sehingga sering menyakiti orang dengan santet.
Stigma Banyuwangi sebagai kota santet semakin kuat saat terjadi peristiwa pembantaian dukun santet pada tahun 1998. Peristiwa itu bermula saat ada orang tidak suka dengan tetangga hingga warga berebut tanah warisan. Mereka yang menang dianggap pasang santet. Peristiwa ini awalnya hanya terjadi di desa tertentu, tapi kemudian merembet ke nyaris seluruh Banyuwangi. Tindakan main hakim sendiri makin brutal hingga jadi topik berita nasional.
Kisah di Balik Santet Banyuwangi
Jenis-Jenis Santet
Pemangku adat Osing Banyuwangi, Setyo Efendi mengungkapkan, ada beberapa jenis santet yang dikenal di Banyuwangi. Masyarakat menyebutnya dengan istilah warna atau aura, yakni hitam, merah, kuning, dan putih.
Aura putih berfungsi untuk menyembuhkan orang yang jadi korban santet hitam. Sementara aura hitam adalah hal-hal yang tidak baik. Orang yang memiliki aura hitam disebut banyak meminta kekuatan pada makhluk halus seperti setan. Aura merah condong kepada kekebalan atau ilmu bela diri. Sementara kuning berarti ilmu pengasih.
“Ada orang di Banyuwangi yang tidak bisa dibacok? Itu bisa jadi memiliki aura hitam atau merah,” ungkap Efendi, mengutip YouTube Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI.
Santet bisa dipelajari tapi harus dengan guru yang tepat. Meski demikian, masyarakat Suku Osing percaya bahwa seseorang memiliki kemampuan santet lebih ampuh jika merupakan warisan dari leluhurnya.
Santet sebagai Kebudayaan
Ketua Adat Osing Kemiren, Suhaimi menuturkan santet tidak bisa serta-merta dipandang sebagai hal negatif. Pasalnya, santet bisa menyatukan dua manusia menjadi saling mencintai. Santet menjadi warisan budaya tak benda yang masih terus dilestarikan oleh sebagian warga Banyuwangi hingga kini. Sebagian warga Banyuwangi masih lebih percaya dukun untuk mengobati sakitnya, dibandingkan pergi ke dokter.