Kisah janda 80 tahun di Bali hidup dari jual anyam tikar daun pandan
Dia sudah menganyam sejak usianya masih belia.
Usia Ni Nyoman Senti yang akrab disapa Dadong (nenek) Rindu, patut ditiru semangatnya. Di usia 80 tahun, dia tetap semangat membuat tikar dari daun pandan untuk melanjutkan hidup sendiri.
Warga Banjar Pasar, Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Bali, ini cukup nekat di mata masyarakat dan penghuni pasar di Mendoyo.
Janda tiga kali ini, setiap pagi hingga siang hari selalu menyusuri pesisir pantai Yehembang guna mencari daun pandan berduri sebagai bahan dasar anyaman tikar. Setelah itu dia menganyam di rumah sederhananya berukuran 4x5 meter bantuan dari PNPM.
"Tangan saya dan badan saya sering kena duri pandan, itu sudah biasa. Hanya ini pekerjaan saya sudah puluhan tahun," ujar dia saat ditemui di rumah sederhananya, Senin (28/3).
Dengan bahasa Bali yang halus, Dadong Rindu mulai bertutur mengenai pekerjaannya sebagai pengerajin tikar dari daun pandan. Menurutnya, keahlian sebagai pengerajin pandan didapatkan secara turun temurun dari nenek moyangnya dan hingga kini tetap dipertahankan dan ditekuninya.
"Saya mulai membuat tikar dari daun pandan sejak saya berumur 12 tahun dan sekarang umur saya sudah 80 tahun, pekerjaan itu tetap saya lakoni," tuturnnya sambil menganyam tikar.
Tikar dari pandan tersebut biasanya dijual di Pasar Umum Desa Yehembang dengan harga Rp 15 ribu per lembar dengan ukuran tikar 1 x 1,5 meter. Dalam sehari, dia hanya bisa menghasilkan dua lembar tikar. Sebab dia harus mengambil pekerjaan lain seperti memasak dan mencuci. Terkadang pula dia membantu tetangga untuk menambah penghasilan.
Untuk membuat tikar dari daun pandan, menurut dia, memerlukan proses yang cukup panjang. Mulai dari mencari daun pandan, kemudian menghilangkan durinya untuk selanjutnya dijemur selama 10 hari dan setelah kering barulah bisa dianyam.
Biasanya menurut Dadong Rindu, tikar buatannya banyak dicari konsumen. Ini lantaran hasil buatannya bisa tahan hingga satu tahun dan kebanyakan tikar buatannya digunakan sebagai sarana upacara keagamaan.
Kini di usia senjanya, Dadong Rindu tinggal seorang diri di rumah yang sangat sederhana dan harus berjuang sendirian untuk menyambung hidup. Sementara semua anaknya tinggal jauh dengan keluarganya masing-masing.
Baca juga:
Derita Kadim, lumpuh dan tak bisa melihat di usia senja
Kisah tragis calon pengantin tewas saat foto prewed di air terjun
5 Orang yang tinggalkan segalanya demi panggilan hidup
Kisah gadis cantik penjual minum punya mimpi setinggi langit
Kisah pilu bocah yatim piatu terlantar yang ingin jadi novelis
Remaja miskin Kenya liburan ke China berkat photoshop mengharukan
-
Apa yang menjadi ciri khas Kampung Bali di Kalimantan Barat? Di kampung Bali, Desahan Jaya terdapat sebuah Pura yang cukup besar dan luas. Bangunan ini pastinya menambah suasana khas Bali yang begitu kental dan terasa.
-
Apa yang terjadi di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali? Tanah longsor menimpa sebuah rumah di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, pada Jumat (7/7) pagi.
-
Kapan KEK Singhasari diresmikan? KEK Singhasari berlokasi di Kabupaten Malang, Jawa Timur, wilayah ini telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus sejak 27 September 2019.
-
Apa yang ditemukan di Kalimantan? Sisa-sisa kuno bagian bumi yang telah lama hilang ditemukan di Kalimantan. Penemuan lempeng Bumi yang diyakini berusia 120 juta tahun.
-
Apa ciri khas dari Kebaya Bali? Ciri khas kebaya ini adalah potongannya yang pas badan, menonjolkan lekuk tubuh. Kebaya dibuat dari kain yang tipis menerawang seperti brokat atau katun lembut dengan aksen bordir. Bawahannya berupa kain sarung motif Bali yang disebut kamen.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.