Sadis! Pemuda di Bali Bunuh PSK Mayat Dimasukkan ke Dalam Koper, Motif Tolak Bayar Rp1 Juta Usai 'Main'
Mayat korban dipaksakan pelaku agar muat ke dalam koper
Mayat korban dipaksakan pelaku agar muat ke dalam koper
Sadis! Pemuda di Bali Bunuh PSK Mayat Dimasukkan ke Dalam Koper, Motif Tolak Bayar Rp1 Juta Usai 'Main'
Tersangka Amrin Al-Rasyid Pane (20) yang melakukan pembunuhan kepada seorang Pekerja Seks Komersial (PSK) bernisial RA (23), mengaku menyesal melakukan pembunuhan.
Pelak mengaku panik karena korban melakukan pengancaman sehingga menikam korban berkali-kali.
"Saya menyesal dan saya panik melakukan hal itu," kata Amrin, usai digelar konferensi pers di Mapolsek Kuta, Bali, Sabtu (4/5).
Sementara, Kapolsek Kuta AKP I Ketut Agus Pasek Sudina mengatakan, saat usai menewaskan korban dan memasukkan jenazah ke dalam koper lalu pelaku sempat melempar koper itu di dekat tangga lantai dua.
Hal itu terdengar oleh saksi atau penghuni indekos lainnya dan ketika dipergoki oleh saksi di lantai bawah pelaku sempat tersenyum dari lantai dua.
"Ada saksi yang masih main game dan nonton bola dan kedengaran (suara ribut) dan saksi keluar dan saat dilihat tersangka ini senyum saja. Ketika, dia melihat saksi di bawa dan mungkin dia menghindarkan kecurigaan atau bagaimana pas koper dilempar dan ketika dia terlihat saksi dibawah dia tersenyum,"
kata AKP Sudina.
Sementara, saat korban ditikam oleh pelaku sudah menggunakan busana atau pakaian dan sudah melakukan hubungan badan. Sementara, korban meminta uang Rp1 juta kepada terlalu lama berhubungan badan.
"Informasi dari pelaku sementara karena kelamaan. Makannya (korban) minta lebih. Cuma si korban ini mengancam membawa teman-temannya. Mereka satu jam (berhubungan). Ketemu jam satu malam di TKP, informasi dari pelaku berhubungan (badan) sampai satu jam. Karena kelamaan korban minta lebih,"
kata AKP Sudina.
Kemudian, karena pelaku hanya menyiapkan uang Rp500.000 dan tidak ada lagi uang pelaku dan korban mengancam.
Hingga membuat pelaku naik pitam dan secara secara spontanitas mengambil pisau belati untuk menikam korban.
Selain itu, dari keterangan saksi dan keluarga pelaku bahwa sebenarnya pelaku orangnya penurut dan tidak pernah melakukan hal-hal yang aneh dan dari catatan pelaku tidak pernah melakukan tindakan kriminal.
"Kalau dari keterangan saksi-saksi dan keluarga pelaku ini orangnya penurut, tidak perna aneh-aneh, mabuk dan lainnya tidak pernah" ujar AKP Sudina.
Sementara, pelaku saat membuang koper yang berisi jenazah korban dibuang di semak-semak juga tidak direncanakan. Pelaku hanya mencari tempat sepi untuk membuang jenazah korban.
"Dia intinya panik yang penting dibuang di mana saja. Karena dia panik dan tidak tau mau ke arah mana yang penting dia bawa saja di mana ada tempat sepi dia buang karena dia sudah panik. Karena kalau dia profesional, dia tidak akan meninggalkan motor didekat kosan dan handphone dan identitasnya masih di sana. Dia ngomong juga, sebenarnya ingin membersihkan darah di kosan cuma sudah di ramai di TKP akhirnya tidak jadi," ujarnya.
Selain itu, dari pengakuan pelaku memesan wanita PSK bukan pertama kali. "Pelaku bukan pernah pertamakali memesan (PSK secara online) dia pernah sebelumnya," ujar AKP Sudina.
Kemudian, untuk pengancaman korban yang ingin membawa teman-temannya kepada pelaku kemungkinan hanya untuk menakuti pelaku agar membayar lebih. "Sepertinya dia (korban) hanya nakut-nakutin saja. Untuk jenazah korban saat ini dititipkan di RSUP Sanglah," ujar AKP Sudina.
Sementara, Kapolresta Denpasar Kombes Wisnu Prabowo mengatakan pelaku baru tinggal di indekosnya atau TKP baru satu bulan tetapi sudah satu tahun berada di Bali dan merupakan pegawai swalayan di daerah Kuta.
Lalu, pada saat kejadian pada Jumat (3/5) dini hari sekitar pukul 02.00 WITA usai membunuh korban dari belakang pelaku menikam tubuh korban lebih dari tigak kali menggunakan pisau belati.
Selain itu, saat jenazah korban dimasukkan ke dalam koper sempat dilempar oleh pelaku dan hingga ada ceceran darah di tangga indekosnya.
"(Untuk berapa tikaman) autopsi baru kemarin jadi belum keluar hasilnya. Kalau kita analisis iya berkali-kali dia tikam-nya pokoknya lebih dari tiga kali,"
kata Kombes Wisnu.
merdeka.com
Sementara, koper yang digunakan untuk menyimpan jenazah korban berukuran medium. Pelaku salah satu bagian tubuh korban agar muat.
"Jadi cara memasukannya itu agak dipatah-patahkan yang penting masuk semua ke koper ini. Ditikam berkali-kali dimasukkan ke dalam koper," ujar Kombes Wisnu.