Kisah Marinir jadi idola rakyat saat jaga kerusuhan Jakarta 1998
Saat kerusuhan melanda Jakarta tahun 1998, Marinir punya andil besar mencegah kerusuhan itu meluas.
Korps Marinir TNI AL merayakan hari jadi ke-70. Pasukan baret ungu ini punya deretan pengabdian yang panjang pada bangsa dan negara. Tak cuma di medan tempur, operasi nontempur seperti penanggulangan bencana dan SAR membuat Marinir dekat dengan rakyat.
Saat kerusuhan melanda Jakarta tahun 1998, Marinir punya andil besar mencegah kerusuhan itu meluas. Mereka tampil simpatik sehingga mendapat tempat di hati masyarakat Jakarta.
Saat itu Marinir menyandang senjata dengan laras dibalik. Mereka mendekati barisan massa dengan senyum.
"Hidup rakyat!" teriak mereka.
Kerumunan massa berteriak. "Hidup Marinir, Hidup Marinir!"
Wawan (45), salah seorang warga Jakarta mengingat saat itu Marinir menjadi idola masyarakat Jakarta.
"Mereka persuasif, tidak arogan dan mau berdialog," kata Wawan.
Hal serupa tak terjadi di kesatuan lain. Tak jarang bentrok fisik terjadi di tengah pengamanan kerusuhan 1998. Namun Marinir berhasil membangun komunikasi dengan baik.
Saat itu warga melakukan sweeping pada mobil-mobil dinas TNI. Yang ketangkap dilempari batu dan dibakar.
Nah, lagi-lagi mobil atau motor anggota Marinir aman. Karena itu banyak anggota TNI yang tiba-tiba pasang baret Marinir di mobil mereka.
Kisah ini dituturkan seorang bintara pengemudi di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur. Saat itu para perwira ramai-ramai cari baret Marinir.
"Saya waktu itu nyopiri kolonel. Pas pulang dia minta carikan baret Marinir, teman-temannya juga seperti itu. Pakai baret Marinir aman di jalan," katanya menutup cerita.
Selamat ulang tahun Marinir. Semoga selalu dekat dengan rakyat Indonesia.