Kisah Pengabdian Hendrajoni, dari Mabes Polri ke Kabupaten Pesisir Selatan
Dua tahun kepemimpinan Hendrajoni-Rusma Yul Anwar perlahan mulai menampakkan hasil. Data BPS tahun 2017 menunjukkan ada pergerakan ke arah yang lebih baik. Indeks Pembangunan Manusia pada tahun 2015 dari 68,07, mengalami kenaikan menjadi 68,39.
Bak film kisah hidup Bupati Pesisir Selatan Hendrajoni begitu dramatis. Saat kariernya sedang melejit di Mabes Polri, pria yang terakhir menyandang pangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) ini justru memilih mundur dari institusi Polri yang selama ini sudah membesarkannya. Hendrajoni pada tahun 2015 lalu memilih mundur dari Korps Bhyangkara dan mengikuti kontestasi di Pilbup Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
"Awalnya saya itu tidak pernah berpikir untuk mencalonkan diri sebagai bupati. Tetapi masyarakat memberikan dukungan kepada saya dan akhirnya saya memberanikan diri untuk maju. Alhamdulillah Saya menang," ungkap pria berkumis ini.
-
Apa yang terjadi di Pesisir Selatan? Sebanyak 23 orang korban banjir dan lonsor di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Hal itu berdasarkan update terbaru Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Padang pada Minggu, (10/3) malam.
-
Kapan banjir dan longsor terjadi di Pesisir Selatan? Untuk diketahui 9 dari 19 Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat (Sumbar) terendam banjir akibat tingginya intensitas hujan yang menguyur wilayah tersebut pada Kamis, (7/3).
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Di mana saja lokasi yang terdampak banjir dan longsor di Pesisir Selatan? "Paling parah terjadi di Kecamatan XI Koto Tarusan, Kecamatan IV Jurai, Kecamatan Batang Kapas, Kecamatan Lengayang dan Kecamatan Sutera," tuturnya.
-
Kapan Pantai Pecaron menampilkan kesenian kompangan? “Pada momen hari besar di sini juga ditampilkan kesenian kompangan, kesenian tradisional daerah dengan iringan rebana, lantunan lagu agamis dengan atraksi silat yang semakin menambah seru,” kata Nafisah, salah seorang pengelola Pantai Pecaron.
-
Kenapa Pilkada itu penting? Pilkada artinya singkatan dari Pemilihan Kepala Daerah, adalah salah satu momen krusial dalam sistem demokrasi kita.
Hendrajoni bergabung sebagai anggota Polri pada tahun 1984. Setelah mengikuti pendidikan perwira Polri karirnya terus melejit. Sejumlah posisi strategis semenjak tahun 1991 hingga jelang pencalonan bupati didudukinya. Terakhir pria berkumis ini menjabat sebagai Tim Khusus Narkoba Mabes Polri.
"Yang paling fenomenal adalah kenaikan pangkat luar biasa tahun 2005 dari Mayor ke AKBP. Kuncinya saya selalu menjalankan tugas dengan ikhlas, dan semenjak kecil ayah saya di Kambang Lengayang mendidik saya dengan disiplin dan kedisiplinan itu menjadi modal utama kesuksesan. Rupanya keikhlasan dan kedisiplinan berbuah manis," katanya.
Hendrajoni Bupati Pesisir Selatan ©2018 Merdeka.com
Selama pengabdiannya di Polri, Hendrajoni telah dianugerahi sejumlah tanda jasa diantaranya Bintang Bhayangkara Nararya dan tiga Satyalencana. Dia juga meraih sejumlah penghargaan dari Polri, dan pada tahun 2012 mendapatkan Pin Emas dari Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) atas prestasinya.
Tak cuma itu, suami Lisdawati Ansori ini juga sering mendapat tugas dan pelatihan ke berbagai negara misalnya Singapura, Malaysia, Spanyol, Amerika, Bangkok, Turki, Belanda dan lainnya.
Namun semua karier cemerlang yang dirintisnya di Polri tak membuatnya puas ketika mendengar kabar bahwa kampung halamannya sangat memperihatinkan. Dia sering pulang kampung dan melihat sendiri bagaimana kondisi perekonomian warga kampung halamannya. Hatinya pun tergerak untuk bisa memberikan yang terbaik bagi kampung halamannya. Sebagai anak rantau, Hendra sadar bahwa ada 'panggilan tugas' lain selain Plri yang harus dia tunaikan yakni membangun kampung halaman.
"Hati saya teriris mendengar kabar kondisi di kampung halaman yang seperti itu. Sementara saya hidup tenang, berkecukupan di perantauan, tetapi kampung halaman saya malah penuh derita. Orang-orang menjalani kehidupan dengan kepayahan. Perekonomian lesu, pembangunan nyaris tak berpedoman kepada kesejahteraan masyarakat. Sudah saatnya saya pulang membangun kampung," ujarnya.
Mimpi untuk membangun kampung halaman dan keluar dari institusi Polri kemudian dia sampaikan kepada atasannya. Dan ternyata langkahnya tersebut didukung para petinggi Mabes Polri. "Pak Gories Mere, Pak Arman Depari dan Pak Budi Waseso mendukung langkah saya. Akhirnya saya memberanikan diri mundur dan ikut Pilkada," kenangnya.
Hendrajoni akhirnya berpasangan dengan Ruswan Yul Anwar. Pasangan ini mendapat dukungan dari tiga partai yakni Partai Amanat Nasional (PAN), Partai NasDem (Nasional Demokrat) dan Partai Gerindra. Pria kelahiran 8 November 1961 itu akhirnya dinyatakan memenangkan Pilkada di Kabupaten Pesisir Selatan dengan angka telak.
"Saya mendapatkan perolehan suara 90 ribuan atau sekitar 47 persen dari total sekitar 250.000-an suara. Tiga pasangan calon lawan saya di bawah 47 persen perolehan suaranya," terangnya.
Membangun Pesisir Selatan
Setelah terpilih dan dilantik, tugas baru sudah menanti Hendrajoni. Menang di Pilkada baru langkah pertama di belakangnya banyak pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan.
"Saya mulai dari reformasi birokrasi. Saya tegas soal ini. Ini karena pelayanan kepada masyarakat menjadi salah satu prioritas saya. Saya mulai rombak sistem lama. Sistem lama belum tentu benar, kalau sudah benar saya minta ditingkatkan lagi. Saya beri hukuman pegawai nakal dan reward bagi yang berprestasi," ujarnya.
Dua tahun kepemimpinan Hendrajoni-Rusma Yul Anwar perlahan mulai menampakkan hasil. Data BPS tahun 2017 menunjukkan ada pergerakan ke arah yang lebih baik. Indeks Pembangunan Manusia pada tahun 2015 dari 68,07, mengalami kenaikan menjadi 68,39.
Seiring dengan itu, terjadi kenaikan Pendapatan Per Kapita menjadi 9,9 persen dan menurunnya angka kemiskinan dari 8,6 persen menjadi 7,92 persen.
Hendrajoni Bupati Pesisir Selatan ©2018 Merdeka.com
Di bidang pemerintahan, dapat dilihat dari 2 indikator, kinerja dan akuntabilitas. Kabupaten Pesisir Selatan hingga saat ini dapat mempertahankan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI. Selain itu juga bisa dilihat dari kinerja pemerintahan dari tahun ke tahun. Kemenpan-RB pada awal tahun ini telah merilis penilaian Sistim Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) pada tahun 2017. Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan memperoleh nilai B, setelah pada tahun 2016 memperoleh nilai CC dan 2015 dengan nilai C.
Pada bidang pariwisata, Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan sangat serius dalam pengembangan kawasan wisata. Selain Pantai Cerocok Painan, Pemkab juga berjuang menjadikan Kawasan Mandeh sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Pengembangan kawasan wisata ini juga dilaksanakan hingga ke tingkat nagari. Terdapat beberapa kawasan wisata khusus yang dikelola Pemerintah Nagari, diantaranya, objek wisata Pantai Sambungo di Kecamatan Silaut, Air Terjun Lumpo di Kecamatan IV Jurai, Pantai Sumedang di Kecamatan Ranah Pesisir, Pantai Pinus Kapuh di Kecamatan Koto XI Tarusan dan beberapa objek wisata lainnya. Dalam dua tahun terakhir ini kunjungan wisatawan ke Pesisir Selatan rata-rata mencapai 1,5 juta pengunjung.
Dalam bidang perdagangan, kepemimpinan Hendrajoni-Rusma Yul Anwar juga berkomitmen dalam pembangunan pasar semi modern di seluruh kecamatan yang ada di Pesisir Selatan.
Baca juga:
Promosikan Batik Tanah Liek dan Wisata, Pessel Gelar Fashion Street on The Beach
Sindikat pencuri motor di Pesisir Selatan tak berkutik diciduk polisi
Cekcok dengan keluarga, Arisman ditemukan tewas di pos ronda
Rapat bahas ormas di Pessel berujung perusakan dan penyegelan kantor Kades
Pelaku pencabulan bocah di Pessel ditangkap saat sedang tidur
Dipasung selama 10 tahun, penderita gangguan jiwa di Pesisir Selatan lumpuh