Kisah perburuan black box Adam Air di dasar laut Majene
Untuk mendatangkan robot dari Amerika dibutuhkan dana USD 1 juta,biaya operasional per hari 100 USD.
Bukan perkara mudah menemukan black box setelah kecelakaan pesawat. Baru di hari ketujuh, Tim SAR berhasil menemukan black box Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak, Jawa Barat.
"Iya itu benar, kami sudah menemukan Black Box setelah melakukan pencarian di sekitaran semak dan serpihan ekor pesawat," ujar Ketua KNKT, Tatang Kurniadi kepada wartawan, Jakarta, Selasa (15/5).
Black box yang sebenarnya berwarna oranye itu berisi data semua aktivitas penerbangan yang dibutuhkan investigator ketika mengungkap kejadian atau penyebab sebuah kecelakaan pesawat. Kotak ini dibuat tahan panas hingga 1.000 derajat celcius dan tahan benturan serta tetap bertahan di kedalaman air hingga 14.000-20.000 kaki.
Di dalam kotak tersebut terdapat Flight Data Recorder (FDR) yang bertugas mencatat berbagai parameter yang terkait dengan operasi dan karakteristik penerbangan pesawat. Di dalam Cockpit Voice Recorder (CVR) rekaman suara awak pesawat, suara mesin, dan bunyi lainnya.
Mencari black box di tengah-tengah hutan memang perkara sulit. Tapi lebih sulit ketika pesawat jatuh dan tenggelam dalam lautan. Hal ini pernah terjadi saat Tim SAR mencari black box pesawat Adam Air yang jatuh di perairan Majene, Sulawesi.
Tanggal 1 Januari 2007, pesawat Boeing 737-400 bernomor registrasi PK-KKW milik Adam Air lepas landas dari Bandara Juanda Surabaya pukul 12.55 WIB, seharusnya pesawat tiba di Bandara Sam Ratulangi Manado pukul 16.14 Wita. Pesawat nahas tersebut mengalami kecelakaan dan hilang kontak pukul sekitar pukul 14.53 WIB.
Penyebab kecelakaan diduga karena cuaca buruk, kerusakan pada alat bantu navigasi Inertial Reference System (IRS) dan kegagalan kinerja pilot dalam menghadapi situasi darurat. Pesawat jatuh di laut dengan kecepatan tinggi hingga mengakibatkan badan pesawat terbelah dua. Ada 96 penumpang dalam pesawat nahas yang dipiloti Kapten Refri A Widodo itu. Tidak ada satu pun yang selamat.
Tim SAR Indonesia mengerahkan KRI Fatahillah, pesawat Boeing 737-200 dan pesawat NOMAD, beberapa helikopter. Mereka juga dibantu oleh pesawat Fokker-50 milik AU Singapura, kapal oseanografi Angkatan Laut Amerika Serikat USNS Mary Sears serta sebuah tim pemetaan dari Kanada.
Tanggal 11 Januari 2007, salah satu bagian dari ekor pesawat ditemukan seorang nelayan di selatan Pare-pare, sekitar 300 km lepas pantai. Selain itu, di sekitar kawasan tersebut juga ditemukan barang-barang lainnya seperti kursi pesawat, jaket keselamatan dan KTP.
Pada 24 Januari, USNS Mary Sears melaporkan bahwa kotak hitam pesawat ditemukan di perairan Majene, Sulawesi Barat. Walau ditemukan, bukan perkara mudah mengangkat black box itu dari dasar laut. Perlu alat khusus dan kapal selam untuk mengangkut black box dari dasar laut. Biaya yang dikeluarkan miliaran rupiah.
Alat khusus itu adalah sejenis robot yang dilengkapi tangan dan kamera. Untuk mendatangkan robot dari Amerika dibutuhkan dana USD 1 juta. Sedangkan biaya operasional per hari sekitar USD 100.000.
Pada 27 Agustus 2007, akhirnya kotak hitam Adam Air ditemukan di perairan Majene, Sulawesi Barat pada pukul 12.19 WIB. Kotak hitam yang ditemukan ini secara resmi diserahkan dari Phoenix International Amerika Serikat kepada Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Sungguh bukan sebuah proses yang mudah dan murah.(mdk/hhw)