Kisah Simon Tandi, Pekerja Trans Papua Lolos dari Pembunuhan KKB
Simon menceritakan, saat itu, Sabtu (1/12), dia dan tiga temannya di kemah pekerja, beribadah di gereja. Sepulang dari gereja sekira pukul 17.00 WIT, bersama temannya, Joni, dia tidak melihat teman-temannya sesama pekerja ada di dalam kemah.
Simon Tandi (53), menjadi salah satu pekerja proyek jembatan PT Istaka Karya, di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, yang selamat dari buruan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Dia sangat bersyukur nyawanya masih selamat.
Simon menceritakan, saat itu, Sabtu (1/12), dia dan tiga temannya di kemah pekerja, beribadah di gereja. Sepulang dari gereja sekira pukul 17.00 WIT, bersama temannya, Joni, dia tidak melihat teman-temannya sesama pekerja ada di dalam kemah.
-
Apa yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Papua? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Kenapa situasi baku tembak di Papua semakin memanas? Anggota Brimob dan TNI pun kerap terlibat baku tembak dengan para teroris di Papua yang semakin lama mulai berani menyerang TNI dan Polri yang berjaga di sana.
-
Bagaimana cara menyelesaikan konflik Papua, menurut para akademisi dan ahli? Semua itu dilakukan melalui pendekatan pengakuan hak sipil politik, ekonomi sosial budaya, memperkuat pendidikan untuk kesadaran hak, dan memperkuat kualitas SDM anak muda dengan pendidikan adat dan pendidikan nasional.
-
Siapa yang memimpin penyerahan bantuan 'Kemendag Peduli' di Papua Tengah? Terkait dengan bencana kekeringan dan cuaca dingin ekstrem yang dialami wilayah Papua Tengah, pemerintah tidak tinggal diam. Melalui Kementerian Perdagangan, bantuan 'Kemendag Peduli' diserahkan langsung di bawah pimpinan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
-
Siapa yang mengemukakan perlunya masukan dari masyarakat dan ahli untuk menyelesaikan konflik Papua? “Kami sangat ingin mendengar masukan saran dan pandangan dalam mencari akar rumput permasalahan di tanah Papua serta memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi,” kata Yayan dikutip dari Liputan6.com.
-
Mengapa kematian 6 orang di Puncak Papua Tengah terjadi? Kematian karena diare dan dehidrasi.
"Di kemah, ada 25 orang. Kemah sudah kosong, saya heran. Karena kemah kami dekat dengan kepala desa, di sini disebut kepala distrik, saya lari ke situ. Saya tanya, di mana teman-teman saya. Dibilang, sudah dibawa OPM ke bukit Kabo," kata Simon, saat berbincang bersama merdeka.com, Senin (10/12) malam.
Saat itu, warga ramai berkumpul. Camat dan kepala distrik, meminta Simon dan Joni, segera ke rumah Camat, tidak jauh dari kemah yang dikelilingi hutan pada malam harinya.
"Kami istirahat di rumah Camat. Hari Minggu pagi besok tanggal 2 Desember, sekitar pukul 05.00 WIT, ada Pak Pendeta bilang perintah Pak Camat, semua masyarakat diminta berkumpul, ada rapat," ujar Simon.
"Jadi, pukul 07.00 WIT, kami semua kumpul di kantor Camat. Ada ibu-ibu, ada anak-anak, semua warga berkumpul. Sekitar pukul 07.30 WIT, kami jalan ke bukit Kabo, itu jalan kaki sekitar 3 kilometer," tambah Simon.
Melalui medan yang berat, Simon dan warga baru tiba di pertengahan bukit sekitar pukul 10.00 WIT. "Menuju ke bukit Kabo itu, saya tidak sampai ketemu dengan teman-teman yang dibawa OPM kemarin. Kami juga tidak berani terus naik ke bukit, karena jalan sudah dipalang OPM," terang Simon.
"Pak Camat dan kepala Distrik, kemudian terus jalan ke puncak bukit Kabo. Tidak lama, turun lagi baru bicara kalau kita tidak boleh bertemu dengan mereka, OPM. Saya belum tahu kondisi teman-teman saya saat itu. Mungkin sudah terjadi pembunuhan," jelasnya
Simon dan warga, kembali turun ke bawah bukit Kabo. Hingga Minggu (2/12) malam sekitar pukul 21.00 WIT, Simon dan Joni, diminta Camat segera keluar dari Nduga, karena jalan sekitar Distrik Yigi, sudah diawasi OPM.
"Kami keluar lewat jalan tikus, ditemani 4 warga setempat. Kami diarahkan ke bangunan kos, yang sudah ada dijaga Kopasus," ungkap Simon lagi.
"Nah, baru sekitar 5 menit kami tinggalkan rumah Pak Camat yang dibelakangnya hutan dan gelap, kami lihat cahaya senter ternyata OPM datang beramai-ramai, keluar masuk mencari kami," sebut Simon.
Simon bersyukur masih bisa hidup dan tidak menemui gerombolan OPM. "Kami terus lari ke dalam hutan 3 hari 3 malam, dari tanggal 2 di hari Minggu malam sampai tanggal 5 Desember pukul 22.00 WIT, baru sampai di pos yang dijaga Kopasus," jelas Simon.
Tiba di pos, akhirnya Simon tahu, bahwa teman-temannya yang dibawa OPM, dibunuh. "Saya lemas, sampai terjatuh, dan digotong ke rumah warga sekitar satu kilometer dari pos," tambahnya lagi.
Saat ini, Simon dan enam pekerja lainnya berada di tempat yang aman di Timika, di bawah pengawasan dan penjagaan Brimob. "Saya inginnya segera pulang ke Jahab (di Tenggarong Kutai Kartanegara), bergabung kembali bersama keluarga. Itu harapan saya. Tapi, karena masih situasi begini, belum bisa," kata Simon mengakhiri perbincangan.
Baca juga:
BUMN Beri Rp 100 Juta Untuk Keluarga Meninggal Akibat KKB Papua
Tewas di Papua, Emanuel Diberi Gelar Pahlawan Pembangunan di Bidang Infrastruktur
'Emanuel 100% Sipil Bukan TNI, Aksi Pembunuhan di Nduga Pelanggaran HAM'
Emanuel, Korban Pembunuhan di Papua Bakal Dimakamkan Secara Militer
Polisi Cari 5 Jenazah Korban Pembunuhan di Papua yang Dibawa KKB
Aparat Gabungan Temukan 3 Orang di Distrik Yigi Papua, Ini Identitasnya
PBB Soroti Pemerintah Indonesia Atas Insiden Pembunuhan di Papua