Mengenal Sosok Kopda Hendrianto Prajurit TNI Gugur Ditembak KKB, Baru 9 Bulan Tugas di Papua
Mendiang Kopda Hendrianto meninggalkan seorang istri dan dua orang anak
Mendiang Kopda Hendrianto meninggalkan seorang istri dan dua orang anak
Mengenal Sosok Kopda Hendrianto Prajurit TNI Gugur Ditembak KKB, Baru 9 Bulan Tugas di Papua
Mendiang Kopda Hendrianto, Prajurit TNI Satuan Batalyon Infanteri 133/ Yudha Sakti (Yonif 133/YS) Padang yang gugur diduga diserang oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Kampung Buosah, Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya usai pengamanan ibadah Natal pada 25 Desember 2023 dikenal sebagai sosok yang betangung jawab.
Mendiang Kopda Hendrianto bertugas di Papua Barat Daya sejak 24 Maret 2023 dan akan pulang pada 24 Maret 2024 mendatang, artinya sudah mengemban amanah di sana selama 9 bulan.
Kopda Hendrianto merupakan pria kelahiran Koto Dian Rawang, Kecamatan Hamparan Rawang, Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi pada 02 Mei 1987 silam. Alamarhum meningalkan seorang istri dan 2 orang anak.
Salah satu sahabat almarhum, Praka Argi Arifin Batalyon Infanteri 133/ Yudha Sakti (Yonif 133/YS) mengatakan, almarhum dimatanya adalah sosok yang baik dan taat dalam beribadah, serta bertangung jawab kepada keluarganya.
"Almarhum adalah adalah orang yang rajin beribadah dan bertangung jawab kepada keluarganya. Agamanya Islam," sebutnya dihubunggi merdeka.com, Selasa, (26/12).
Kata Praka Argi Arifin, sebelum kejadian peristiwa itu, Almarhum Kopda Hendrianto berbicara kepada isrinya dan dia ingin anaknya yang pertama mejadi polwan dan yang kedua menajadi dokter.
"Anak nya dua, saya mendapatkan kabar bahwa alamarhum berpesan kepada istrinya seandainya dia meninggal, dia ingin anaknya yang pertama menjadi polwan dan kedua menjadi dokter," tuturnya.
"Komunikasi itu disampaikan alamarhum pada istirinya 3 hari sebelum meninggal," lanjut Praka Argi Arifinyang sudah mengenal almarhum sejak 2013 silam.
Sosok yang Betangung Jawab Pada Keluarga
Praka Argi Arifin mengatakan, almarhum merupakan sosok yang bertangung jawab kepada keluarganya.
Ia melanjutkan, komunikasi dirinya dengan almarhum terakhir yang paling membekas adalah pesan dari almarhum untuk dirinya tentang tanggung jawab kepada keluarga.
"Almarhum menyapaikan kepada saya sebagai laki-laki kita harus bertangung jawab kepada keluarga. Dia adalah sosok yang betangung jawab," sebutnya yang juga pernah ditugaskan di Papua.
Ia melanjutkan, almarhum bertugas di Papua Barat Daya sejak 24 Maret 2023 dan akan pulang pada 24 Maret 2024 mendatang.
"Sebelumnya almarhum juga pernah bertugas di Ambon pada 2010, kemudian di Papau pada 2014, selanjutnya di Kalimantan pada 2019 dan 2023 ke Papua lagi," sebutnya.
Kronologi Kejadian
Diberitakan sebelumnya, Komandan Korem (Danrem) Wirabraja 032 Brigadir Jendral (Brigjen) Rayen Obersyl mengatakan, kronologi kejadian berawal ketika anggota melaksanakan pengamankam ibadah natal pada Senin, (25/12/2023) sekitar pukul 08.30 WIT di Distrik Aifat tersebut.
Kemudian pada pukul 13.45 WIT mereka selelsai melaksanakan pengamanan ibadah gereja dan kembali ke pos dan pada saat turun dari kendaraan diduga diserang oleh KKB Organisasi Papua Merdeka (OPM).
"Pada saat turun dari kendaraaan usai kembali dalam pelaksanaan tugas itu prajurit diserang dan kita duga oleh OPM," jelasnya.
Lanjutnya, dalam kejadian ini 2 orang anggota mengalami tembakan dan salah satunya adalah Kopda Hendriawnto yang mengalami luka tembak pada bagian pipi sebelah kanan.
"Kopda Hendriawnto ini mengalami tembakan pada pipi sebelah kanan dan mengalami pendarahan berat sehingga tidak bisa diselamatakan dan meninggal dunia," tuturnya, Selasa, (26/12).
Ia melanjutkan, almarhum akan diterbangkan ke Padang hari ini pada pukul 12.45 WIT dan diperkirakan tiba di BIM Padang Pariaman pada pukul 19.15 WIB.
"Nanti akan disemayamkan di Makorem, dan selanjutnya akan dimakamkan di kampung halamannya di Kabupaten Kerinci sesuai dengan permintaan keluarganya dan diperkirana sampai pada pagi harinya," sebutnya.
Lanjutnya, Kopda Hendriawnto meningalkan satu orang istri dan dua orang anak.
Kemudian prajurit yang kedua Pratu Frangky Gulo mengalami luka tembak pada bagian perut dan sudah mendapatkan penaganan medis.
"Kondisinya sampai saat ini sudah mulai membaik dan masih dalam perawatan di rumah sakit," tuturnya.
"Saya sangat mengutuk keras kejadian ini, apalagi penyeranga ini. Semestinya hari raya ini membawa kedamaian dan saya berharap seluruh peranggkat gereja mestinya mengecam atas kejadian ini," jelasnya.