Kisah viral di Yogya, pria penuh tato antar kakek tak dikenal hingga Medan
Arie menceritakan awal mula bertemu dengan kakek bernama Mbah Sajan (74) saat dirinya tengah mengantarkan istrinya bekerja di Pasar Beringharjo. Saat itu dirinya melihat Mbah Sajan sedang kebingungan dan menangis.
Arie Marshal, akun facebook kepunyaan Ary Gunawan beberapa waktu yang lalu menjadi pembicaraan di sosial media. Akun tersebut ramai diperbincangkan paska menolong seorang kakek yang terlantar di Yogyakarta dan mengantarkannya pulang ke Medan.
Meskipun tak mengenal sang kakek, Arie Marshal mengantarkan si kakek pulang ke Medan untuk bertemu dengan keluarganya. Arie bahkan menemani sang kakek dari Yogyakarta hingga Medan.
-
Apa yang terjadi di video yang viral? Video berdurasi 20 detik tersebut memperlihatkan seseorang yang diklaim sebagai Gibran yang sedang menggendong bayi sambil mengumandangkan takbir.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Apa yang terjadi dalam video viral tersebut? Video yang menampilkan seorang sopir truk video call dengan keluarga dan menyatakan tak memperbolehkan anaknya jadi polisi viral di media sosial. Video itu diambil di depan kantor Polsek Tebo Tengah, Kabupaten Tebo, Jambi.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
-
Kenapa video ini menjadi viral? Video ini viral dan sukses bikin warganet ikut sedih.
Cerita mengantarkan kakek tak dikenal pulang ke Medan ini menjadi viral saat akun facebook Attanta YK memotret Arie dan kakek itu sedang di Bandara Kualanamu, Medan dan mengunggahnya di grup facebook Info Cegatan Jogja (ICJ). Tulisan dari Attanta YK ini kemudian ramai diperbincangkan dan menuai pujian karena ketulusan Arie mengantar si kakek.
Ditemui di daerah Lowanu, Sorosutan, Kota Yogyakarta, Arie menceritakan awal mula bertemu dengan kakek bernama Mbah Sajan (74) saat dirinya tengah mengantarkan istrinya bekerja di Pasar Beringharjo. Saat itu dirinya melihat Mbah Sajan sedang kebingungan dan menangis.
Arie kemudian mendekati Mbah Sajan. Diajaknya Mbah Sajan berbincang-bincang untuk mengetahui alasan kenapa dirinya nampak bingung dan menangis.
"Si Mbah Sajan awalnya takut saat saya tanya. Bayangin saja, didatangi orang gak dikenal seperti saya, bertato gini terus tanya-tanya macam-macam. Tapi akhirnya setelah saya jelaskan maksud saya, Mbah Sajan mau cerita. Dia bilang habis ditipu orang dan kehabisan uang di Yogyakarta sehingga tidak bisa pulang ke Medan," ujar Arie sambil menunjukkan tangannya yang dipenuhi tato.
Usai mendengarkan Mbah Sajan bercerita, Arie pun mengajak Mbah Sajan untuk makan. Awalnya, Mbah Sajan menolak ajakan tersebut. Arie pun kemudian membujuk dan akhirnya Mbah Sajan mau memenuhi ajakan Arie.
"Saya ajak makan. Awalnya ga mau tapi akhirnya mau. Bagi saya itu satu poin. Si Mbah Sajan sudah mulai percaya dengan saya," ucap Arie.
Usai makan, Arie pun mengajak Mbah Sajan untuk mampir ke rumahnya. Ajakan ini dilakukan karena Arie melihat Mbah Sajan tak punya tempat tinggal di Yogyakarta. Namun ajakan ini ditolak Mbah Sajan. Akhirnya, Mbah Sajan mau diajak ke sebuah pos kamling di daerah Lowanu yang menjadi basecamp Arie dan komunitasnya yang bernama Lowanu Squad.
"Diajak nginap di rumah saya gak mau. Katanya trauma. Saya ajak nginap di basecamp yang berupa pos kamling tempat saya dan komunitas saya kumpul ternyata malah mau. Saat di basecamp, Mbah Sajan kami belikan baju karena tidak punya baju ganti. Kami belikan juga tongkat baru karena tongkatnya untuk jalan hanya berupa pralon bekas," kata Arie.
Arie pun kemudian mengunggah foto dan cerita Mbah Sajan ke grup ICJ. Termasuk cerita tentang keinginan Mbah Sajan pulang ke Medan tetapi tak punya biaya. Usai mengunggah di grup ICJ, ada salah seorang member grup yang mengirimkan pesan pribadi ke Arie.
"Ada perempuan dari Turi yang menjapri (mengirim pesan lewat percakapan facebook) akun saya. Dia bilang siap menanggung biaya Mbah Sajan pulang ke Medan. Termasuk membelikan tiket pulang. Bahkan tiket saya mengantar Mbah Sajan sampai Medan juga ditanggung sama mbak itu," ungkap Arie.
Usai mendapatkan tiket pesawat, Arie pun kemudian mengantarkan Mbah Sajan pulang ke Medan. Sebelumnya, Arie dan komunitasnya Lowanu Squad mengurus surat jalan untuk Mbah Sajan ke kepolisian. Sebab Mbah Sajan tak memiliki identitas seperti KTP maupun SIM.
Arie kemudian mengantar Mbah Sajan ke Medan. Sesampainya di Bandara Kualanamu, Arie pun mendatangi Polsek terdekat. Tujuannya meminta bantuan karena dirinya tak paham daerah di Medan.
"Saya ke kantor polsek terdekat. Saya tunjukkan surat jalan dan saya ceritakan masalah Mbah Sajan ke polisi. Saya kemudian disuruh istirahat di Polsek sambil polisinya mencari informasi dan konfirmasi dari polsek di dekat tempat Mbah Sajan tinggal," jelas Arie.
Menunggu selama kurang lebih 30 menit, akhirnya Arie mendapatkan konfirmasi dari pihak kepolisian. Arie pun kaget mendengar informasi yang diceritakan Mbah Sajan ternyata berbeda dengan cerita sebenarnya. Ternyata, kata Arie, Mbah Sajan sudah meninggalkan rumah selama 40 tahun karena permasalahan keluarga.
"Ternyata sudah 40 tahun meninggalkan keluarga di Medan karena ada masalah. Anak yang alamatnya diberikan oleh Mbah Sajan tak mau menerima Mbah Sajan karena ada permasalahan tersebut. Saya justru makin semangat. Karena Mbah Sajan sudah 40 tahun tak bertemu keluarganya," ungkap Arie.
Arie pun kemudian mendapatkan informasi jika Mbah Sajan memiliki tujuh orang anak dan salah seorangnya telah meninggal. Arie pun kemudian menghubungi 5 anak Mbah Sajan lainnya. Dari kelima anak itu, hanya anak Mbah Sajan di Binjai yang mau menerima Mbah Sajan.
"Jam 12 Mbah Sajan dijemput oleh anaknya yang dari Binjai. Persis kayak film India waktu itu. Begitu ketemu Mbah Sajan anaknya langsung lari, memeluk dan menangis. Mungkin karena sudah 40 tahun gak ketemu. Senang rasanya bisa menyatukan keluarga yang telah terpisah," tutur Arie.
Menolong orang yang tengah kesusahan bukanlah hal baru bagi Arie. Bersama komunitasnya Lowanu Squad, Arie kerap kali melakukan kegiatan sosial utamanya bagi para warga Yogyakarta yang mengalami kesulitan. Diantaranya dengan membantu pengemudi jalan yang bannya bocor saat malam hari, melakukan pengawalan bagi orang yang tidak berani pulang karena kemalaman hingga memerbaiki kendaraan yang rusak di malam hari. Semuanya ini dilakukan oleh Arie dan Lowanu Squad tanpa tarikan biaya.
"Jadi awalnya kami adalah member di ICJ. Karena biasa kumpul di Lowanu dan stand bye membantu orang di jalanan kemudian kami menamainya jadi Lowanu Squad. Niat kami adalah menebarkan virus kebaikan. Bukan mencari imbalan atau pujian. Imbalan saya adalah melihat senyum dari orang yang kami tolong. Itu sudah cukup," tutup Ketua RT 61, Sorosutan ini.
Baca juga:
Kisah mengharukan jenderal polisi yang rendah hati
Empat kisah kesetiaan istri pada suami paling mengharukan sedunia
Kisah mengharukan Kusmiati kehilangan anaknya saat kerusuhan Mei 98
Kisah mengharukan sukses Jack Ma sang pemilik baru Lazada
Kisah nyata mengharukan di balik film romantis The Vow