Komnas HAM Awasi Komitmen Ganjar dan Polri Jaga Kedamaian di Desa Wadas
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mewanti- wanti kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo agar insiden di Desa Wadas, Purworejo tidak terulang untuk ketiga kalinya.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mewanti- wanti kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo agar insiden di Desa Wadas, Purworejo tidak terulang untuk ketiga kalinya.
Hal itu disampaikan, Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara ketika melakukan pertemuan langsung dengan Ganjar bersama beserta tokoh NU K.H. Imam Aziz di Semarang, Jumat (11/2).
-
Apa masalah yang dihadapi warga di Desa Paja, Lebak akibat musim kemarau? Musim kemarau melanda sejumlah daerah di wilayah Banten. Akibatnya, masyarakat yang terdampak langsung mengalami kesulitan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Seperti yang terjadi di Desa Paja, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak. Di sini, warganya harus rela berjalan kaki sejauh 1 kilometer demi mendapatkan beberapa jerigen air bersih.
-
Apa yang terjadi pada bidan desa itu? Sebelumnya kondisi Safriani sempat melemah, karena penyakit kelumpuhan secara tiba-tiba. Ia pun hanya bisa terbaring lemah dan tidak mampu menjalankan tugas seperti biasa.
-
Apa yang terjadi di Desa Sidomulo, Pekalongan akibat hujan deras? Akibatnya, banjir dan tanah longsor terjadi di beberapa titik.
-
Apa yang dilakukan warga Desa Mliwis saat Nyadran? Ratusan warga di sana berkumpul dan makan bersama di area makam leluhur. (Foto: YouTube Liputan6) Tradisi berkumpul bersama itu sudah diwariskan secara turun-temurun oleh para leluhur. Mereka berkumpul di kompleks dengan membawa berbagai jenis makanan seperti jajanan pasar, kuliner tradisional, hingga ingkung ayam jago yang dibawa menggunakan tenong, sebuah tempat makan yang terbuat dari anyaman bambu.
-
Kapan hujan deras terjadi di Desa Sidomulo? Sepanjang hari Minggu (3/3), Desa Sidomulo, Kecamatan Lebakbarang, Pekalongan terus diguyur hujan deras.
-
Apa yang ditemukan di desa Abad Pertengahan tersebut? Tim juga menemukan benteng bukit kecil berbentuk oval yang dianggap sebagai kastil kaum bangsawan setempat. Dalam penggalian selama dua pekan tahun ini, kastil beserta parit dan tembok benteng di depannya diperiksa dengan cermat. Tim penggalian berhasil mendokumentasikan lebih dari 2.000 temuan, termasuk tapal kuda, paku besi, genteng, dan sejumlah pecahan tembikar.
"Yang pertama adalah soal evaluasi pendekatan keamanan. sehingga tidak ada lagi peristiwa yang ketiga. Karena peristiwa yang kemarin itu kan yang kedua setelah April 2021," kata Beka usai pertemuan.
Sehingga, Beka meminta kepada Ganjar untuk berkoordinasi dengan Kapolda Jawa Tengah untuk segera menarik seluruh pasukan yang berada di desa Wadas, agar suasana di masyarakat kembali normal.
"Kenapa ini penting karena akan membangun pertama suasana guyub tadi, memulihkan trauma warga, yang kedua bagaimana menyiapkan bagaimana ke depan," ujarnya.
Selain itu, Beka juga meminta kepada Ganjar supaya secepatnya menyiapkan alternatif jalan tengah sebagai solusi, apabila dialog nanti terlaksana yang akan difasilitasi Komnas HAM.
"Solusi itu baik dari bagaimana teknik penambangan, izinnya seperti apa, informasi yang harus disampaikan ke masyarakat seperti apa. Termasuk metode sosialisasi," ujarnya.
"Ini penting karena warga tentu saja harus diperkuat posisinya tidak menjadi sekadar objek saja. Tapi kemudian juga pada posisi setara dan tanpa tekanan," tambahnya.
Dengan begitu, Beka menyampaikan bahwa pihaknya ke depan akan mengawasi seluruh langkah penyelesaian yang dilakukan pihak Pemprov Jawa Tengah dalam menyudahi permasalahan di Desa Wadas.
"Komnas HAM nanti akan terus mengawasi bagaimana penyelesaian komitmen dari Pak Gubernur dan kepolisian, saya dengar Pak Kapolda sudah menarik pasukannya," ujarnya.
Beka melanjutkan, hal penting lainnya yaitu bagaimana kondisi sosial antara warga di Desa Wadas kembali rukun. Pasca situasi sosial yang renggang ketika konflik kerusuhan beberapa waktu lalu.
"Harus ada upaya luar biasa sehingga mereka rekat kembali persaudaraan dan kemanusiaannya juga terus terbangun," imbuhnya.
Perlu diketahui jika, kerusuhan di Desa Wadas sempat mencuat tatkala ribuan aparat kepolisian mengepung sejak 8 Februari. Pengepungan tersebut menyebabkan warga ketakutan dan tak berani keluar rumah.
Dalam pengepungan itu, sekitar 60-an warga sempat ditangkap. Beberapa di antara mereka bahkan mengaku diseret paksa. Yang kini, dikabarkan telah dibebaskan orang-orang yang ditahan.
(mdk/rnd)