Komnas HAM panggil Kivlan Zen korek info penculikan aktivis
Kivlan akan dimintai keterangan soal penghilangan paksa 13 aktivis pada 1997-1998.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) akhirnya memanggil bekas Kakostrad Mayjen (Purn) Kivlan Zen. Kivlan akan dimintai keterangan soal penghilangan paksa 13 aktivis pada 1997-1998.
Komisioner Komnas HAM, Siane Indriani mengatakan, keputusan ini diambil melalui Rapat Paripurna setelah bertemu dengan keluarga korban dan sejumlah LSM, kemarin. Komisi berharap akan ada titik terang untuk mengungkap kasus tersebut.
"Pak Kivlan Zen lebih pada perspektif ungkap keberadaan korban, itu hak keluarga ketahui bagaimana dan di mana keberadaannya. Dia (Kivlan) katakan bahwa mengetahui 13 korban dimakamkan di mana," katanya kepada merdeka.com, Kamis (8/5).
Untuk waktu pemanggilan, kata Siane, memang belum diputuskan. Hari ini rencananya komisi akan kembali menggelar rapat, salah satunya akan membahas soal pemanggilan jebolan Akmil 1971 itu.
"Itu teknis, artinya dalam waktu dekat ini. Hari ini Rapat Paripurna teknis ditindaklanjuti," tuturnya.
Untuk beberapa nama yang diduga terlibat, menurut Siane, komisi juga akan memanggil jika keterangannya diperlukan. Namun Siane masih enggan berspekulasi soal siapa saja pihak tersebut.
"Jadi begini, satu-satu dulu. Diketahui Pak Kivlan tahu 13 orang, makanya dari situ nanti kalau berkembang dilanjuti," tandasnya.
Sebelumnya, dalam debat tvOne Senin (28/4) malam, mantan Kepala Staf Kostrad itu mengaku tahu di mana 13 aktivis itu 'dihilangkan'. Untuk diketahui, Kivlan menjabat sebagai Kakostrad pada 1998 atau saat Pangkostrad dijabat Letjen Prabowo Subianto .
"Yang menculik dan hilang, tempatnya saya tahu di mana, ditembak, dibuang," kata Kivlan dalam debat yang dipandu pembawa acara Alfito Deannova.
Bahkan, Kivlan mengatakan, jika nanti disusun sebuah panitia untuk menyelidiki lagi kasus penghilangan 13 aktivis itu, dia bersedia bersaksi.
"Kalau nanti disusun nanti suatu panitia, saya akan berbicara ke mana ke-13 orang itu hilangnya, dan di mana dibuangnya," ujar Kivlan dengan nada berapi-api.
Dalam pergolakan 1998 masih ada 13 aktivis yang hilang hingga kini. Mereka adalah Wiji Thukul, Petrus Bima Anugrah, Herman Hendrawan, Suyat, Yani Afri, Sonny, Dedi Hamdun, Noval Al Katiri, Ismail, Ucok Siahaan, Hendra Hambali, Yadin Muhidin dan Abdun Nasser.