Komplotan begal yang beraksi di Pondok Aren salah satunya perempuan
Mat Alih menuturkan bahwa jumlah pelaku sebanyak lima orang, salah satu di antaranya seorang wanita.
Warga sekitar tempat kejadian perkara pembegalan motor dan pembakaran pelaku begal yang terjadi kemarin, tidak semua membuka keterangan terkait peristiwa pembakaran terhadap seorang begal motor. Mereka terkesan tertutup untuk menceritakan peristiwa tersebut.
Hanya Nano warga setempat yang mau membuka mulutnya Menurut dia, pelaku yang dibakar warga adalah seorang yang menghujamkan samurainya kepada korban.
Setelah terjatuh lalu pelaku berlari ke rumah salah satu warga dan sempat masuk ke dalam sebuah warteg. Lalu pelaku yang memiliki ciri di lengan dengan tato GBR itu berusaha bertahan di dalam warteg tersebut.
Nano yang memiliki tubuh tambun itu mengaku, warga membutuhkan waktu lama untuk memaksa pelaku keluar dari warteg tersebut. "Ada satu jam lebih sampai akhirnya pintu warteg didobrak paksa warga," ujar Nano.
Pada saat ditangkap oleh warga, tak ditemukan identitas pelaku, tetapi warga sempat menanyakan asal pria tersebut, dan korban sempat menyebutkan salah satu wilayah yaitu Lampung.
"Pas ditangkep warga, enggak ada KTP-nya, tapi waktu ditanya asalnya dari mana, itu orang (pelaku yang tewas) nyebutin dari daerah Lampung," ungkap Nano saat di wawancara.
Sedangkan Mat Alih, Ketua RT 01/04 Kelurahan Jurang Mangu Timur, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangsel. Dia menuturkan bahwa jumlah pelaku sebanyak lima orang, salah satu di antaranya seorang wanita dengan menggunakan dua unit sepeda motor.
"Ada yang perempuan mas, berlima tuh dia, nah yang bertiga sama perempuan satu, yang paling belakang itu dia yang dibakar warga," ujar Mat Alih.