Kompolnas Sebut 'Geng Solo, Pejaten & Makassar' di Bursa Calon Kapolri Cuma Rumor
Hal itu karena, lanjutnya, Kompolnas dalam seleksi tetap merujuk pasal 11 ayat (6) UU nomor 2 tahun 2002 maka kriteria calon Kapolri adalah perwira tinggi Kepolisian Negara Republik Indonesia yang masih aktif dengan memperhatikan jenjang kepangkatan karier.
Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti menyampaikan pihaknya masih melakukan proses pendalaman nama-nama calon Kapolri pengganti Jenderal Idham Azis yang bakal diusulkan ke Presiden Joko Widodo.
"Masih berproses. Mohon sabar ya," kata Poengky saat dihubungi merdeka.com, pada Kamis (3/12).
-
Apa tugas utama Kompolnas? Seluruh masyarakat yang ingin memajukan Polri pun berkesempatan untuk mendaftarkan diri sebagai komisioner pengawas Korps Bhayangkara. Pendaftaran Calon Pimpinan Kompolnas Resmi Dibuka, Cek Persyaratannya Berikut Ini Pendaftaran Online Ketua Pansel Kompolnas, Hermawan Sulistyo mengatakan, pendaftaran calon pimpinan Kompolnas dimulai pada 27 Juni hingga 19 Juli 2024 melalui online di pansel@kompolnas.go.id dan www.kompolnas.go.id.
-
Kapan Kesepian Kronis muncul? Peristiwa besar dalam hidup, seperti kehilangan orang yang dicintai, perceraian, atau pensiun, dapat menyebabkan kesepian.
-
Kapan Ridwan Kamil mencoblos? Hal itu ia sampaikan usai mencoblos surar suara di TPS 45, Jalan Gunung Kencana, Ciumbuleuit, Kota Bandung, Rabu (14/2).
-
Kapan Kapolda Kepri mencium istrinya? Kapolda Kepulauan Riau, Irjen Yan Fitri Halimansyah tertangkap kamera sedang mencium istrinya saat melantik ratusan calon anggota Polri di Polda Kepri.
-
Kapan M. Hasan menjabat sebagai Kapolri? Jenderal Polisi (Purn.) Drs. Mohamad Hasan adalah seorang Kepala Kepolisian Republik Indonesia di era Orde Baru (1971-1974) dan pernah menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Malaysia dari tahun 1974 hingga 1978.
-
Kapan Kota Thonis-Heracleion tenggelam? Pada abad ke-8 SM, reruntuhan kota itu tenggelam ke laut dan akhirnya tinggal kenangan.
Kemudian, Poengky tak mau ambil pusing terkait wacana kandidat calon Kapolri yang berkembang di luar diantaranya, Geng Solo menunjukkan adanya kedekatan para Pati Polri dengan Presiden Joko Widodo. Sedangkan geng Makassar, mereka yang lekat dengan Kapolri Idham Azis. Kemudian Geng Pejaten, para jenderal yang lekat dengan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan,
"Ah, itu kan rumor saja. Kompolnas tidak mau pusing dengan rumor. Bagi kami, Polri tetap solid," ucapnya.
Hal itu karena, lanjutnya, Kompolnas dalam seleksi tetap merujuk pasal 11 ayat (6) UU nomor 2 tahun 2002 maka kriteria calon Kapolri adalah perwira tinggi Kepolisian Negara Republik Indonesia yang masih aktif dengan memperhatikan jenjang kepangkatan karier.
"Oleh karena itu nantinya ketika memberikan pertimbangan kepada Presiden, kami berpedoman pada pasal 11 ayat (6) UU nomor 2 tahun 2002," jelasnya.
Termasuk dengan yang dimaksud dalam jenjang kepangkatan ialah prinsip senioritas dalam arti penyandang pangkat tertinggi di bawah Kapolri. Sedangkan yang dimaksud dengan jenjang karier ialah pengalaman penugasan dari perwira tinggi calon Kapolri pada berbagai bidang profesi Kepolisian atau berbagai macam jabatan di Kepolisian.
"Kompolnas akan melihat data track record, integritas dan prestasi calon2 Kapolri, serta akan memberikan pertimbangan kepada Presiden untuk calon-calon yang track record, integritas dan prestasinya terbaik," tuturnya.
Prediksi Calon Kapolri Versi IPW
Sebelumnya, Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane, melihat bahwa rotasi dilakukan Kapolri Idham Azis berdasarkan keresahan Presiden Joko Widodo atas kerumunan Massa Rizieq Syihab. Kemudian, rotasi dilakukan lantaran banyaknya perwira polri yang pensiun, mulai dari level Perwira Menengah hingga Perwira Tinggi. Terakhir, mutasi juga diakibatkan adanya puluhan pamen polri yang mengikuti pendidikan Sespimti.
Dalam kondisi ini, kata Neta, ada upaya dilakukan Kapolri Idham Azis untuk memberikan kesempatan kepada 'orang-orangnya', seperti Fadhil Imran dan Ahmad Dofiri untuk menduduki posisi strategis. Kondisi ini sekaligus menggeser kekuatan Geng Solo dan memperkuat Geng Makassar serta memberi peluang bagi Geng Pejaten.
"Ada sejumlah orang Idham Azis yang bergeser ke posisi strategis, antara lain menduduki jabatan Kapolda Metro dan Kapolda Jatim," ujar Neta S Pane kepada merdeka.com, Senin (23/11)
Neta tidak menjelaskan secara rinci soal Geng dalam internal Polri. Wacana berkembang di luar, Geng Solo menunjukkan adanya kedekatan para Pati Polri dengan Presiden Joko Widodo. Sedangkan geng Makassar, mereka yang lekat dengan Kapolri Idham Azis. Kemudian Geng Pejaten, para jenderal yang lekat dengan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan.
(mdk/rhm)