Kondisi Presiden Jokowi usai Gempa Guncang Jayapura
Jokowi dalam keadaan aman dan tidak merasakan gempa.
Presiden Jokowi berada di Jayapura ketika gempa mengguncang. Bagaimana kondisinya sekarang?
Kondisi Presiden Jokowi usai Gempa Guncang Jayapura
Gempa bumi magnitudo 5 mengguncang Jayapura, Papua pada Jumat (7/7) pukul 11.25 WIB.
Gempa terjadi bertepatan dengan kunjungan kerja Presiden Jokowi ke wilayah tersebut.
Jokowi memang sedang berkunjung ke Kota Jayapura hari ini.
Pagi tadi, dia membuka Papua Street Carnival di Kantor Gubernur Papua bersama Kepala BIN Budi Gunawan dan Menparekraf Sandiaga Uno.
Istana menginformasikan kondisi Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat gempa berlangsung. Deputi Protokol Pers dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin memastikan Jokowi dalam keadaan aman dan tidak merasakan gempa. "Kondisi Presiden dalam keadaan baik-baik dan tidak merasakan gempa juga," kata Bey saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (7/7).
Jokowi Tidak Merasakan Gempa
Bey melanjutkan, Jokowi makan siang di Distrik Jayapura Selatan sekitar pukul 13.25 WIT. Dia didampingi Mensesneg Pratikno, Mendagri Tito Karnavian, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. "Tidak terasa ada gempa, dan saat makan siang tidak ada yang merasakan juga," tutur Bey.
Menurutnya, Paspampres punya standar operasional prosedur untuk keamanan Presiden.
Bey menyebut, saat ini aktivitas Jokowi di Papua berjalan normal.
"Paspampres pastinya sudah punya SOP dalam menghadapi kondisi apapun. Saat ini kegiatan masih berjalan normal. Sepanjang jalan aktivitas masyarakat normal,"
jelas Bey dalam keterangannya.
Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M 5,0.
Pusat Gempa
Episenter gempa terletak pada koordinat 2,22° LS dan 140,09° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 53 kilometer arah Barat Laut Kabupaten Jayapura, Papua, pada kedalaman 10 kilometer. Gempa tersebut berjenis dangkal yang diakibatkan aktivitas sesar. "Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas sesar. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault )," ujar Daryono.